Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Bawaslu DKI Jakarta, Puadi jadi salah satu peserta yang mengikuti tes wawancara seleksi bakal calon anggota KPU-Bawaslu RI periode 2022-2027, di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, Senin (27/12/2021).
Puadi mendaftar untuk calon anggota Bawaslu RI.
Dalam sesi wawancara bersama tim seleksi (timsel) KPU-Bawaslu, Puadi menyinggung soal kegiatan sosialisasi terkait larangan kampanye Bawaslu RI periode ini yang lebih memilih bertempat di hotel.
Pada saat yang sama, Puadi juga belum pernah melihat Bawaslu RI punya program untuk bikin spanduk yang berisi pesan, larangan kampanye, maupun informasi tata cara pengaduan dugaan pelanggaran kampanye.
Baca juga: Dalam Tes Wawancara KPU-Bawaslu, Komisioner KPI Akui Cium Adanya Persaingan Antar-Tiga Lembaga Ini
"Saya belum pernah melihat program di Bawaslu RI itu membuat spanduk. Kalau cuma sosialisasi mengumpulkan partai politik, mengumpulkan masyarakat, menyosialisasikan, bahkan teman parpol yang datang bukan tim intinya. Kegiatan di hotel, mengeluarkan (anggaran) cukup besar," kata Puadi.
Ia mengatakan bakal menjadikan program pembuatan spanduk berisi pesan kepemiluan sebagai salah satu inovasinya untuk kegiatan sosialisasi.
"Ke depan, jika saya diberi amanah menjadi Bawaslu RI, saya akan buat spanduk di kelurahan dan RW. Sangat efektif pesan spanduk itu, bahwa memberi dan menerima kena sanksi terkait larangan kampanye. Menurut saya ini efektif dan ini belum dilakukan oleh Bawaslu sekarang," tegas dia.
Puadi pun membandingkan biaya sosialisasi di hotel yang dilakukan Bawaslu RI sekarang, dengan pembuatan spanduk yang dipasang di tingkat kelurahan dan RW.
"Soal spanduk saya bisa bayangkan kalau penyelenggara menyosialisasikan di hotel, mengeluarkan anggaran di hotel Rp50-80 juta, dibanding bikin spanduk di tingkat kota, kita bisa compare. Perbandingannya di situ," jelasnya.
Baca juga: Ray Rangkuti Sebut Mudah Memetakan Nama Calon Anggota KPU-Bawaslu yang Terafiliasi Partai Politik
"Yang penting kita bisa jalankan spanduk itu dengan harga lebih murah lagi," sambung Puadi.
Sementara itu, Ketua Timsel KPU-Bawaslu Juri Ardiantoro menyebut spanduk memang penting untuk sosialisasi. Tapi kata dia, jangan sampai isi spanduk lebih didominasi dengan foto - foto para komisioner hingga menutup isi pesannya.
"Spanduk penting tapi jangan yang dipajang foto komisioner, malah tulisan spanduknya ketutup," ujar Juri.