News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Stafsus BPIP Ajak Bangsa Indonesia Meneladani Gus Dur Sang Pejuang Kemanusiaan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jokowi duduk di samping Presiden ke-4 RI KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Foto diambil pada 8 Januari 2006 di Kraton Surakarta ketika Jokowi masih menjabat sebagai Walikota Solo, Jawa Tengah. DPR Bisa Pecat Jokowi seperti Gus Dur: Surya Paloh Warning Jokowi agar Hati-hati Soal Ini.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo mengatakan, Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, adalah sang pejuang kemanusiaan yang patut diteladani oleh bangsa Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh pria yang akrab disapa dengan panggilan Benny dalam forum Testimoni dan Doa Bersama untuk Gus Dur yang diadakan secara hybrid dan diselenggarakan oleh POSNU, Kabardamai, PKPMI, ICRP, dan Perkumpulan AMERTA, pada Kamis (30/12/2021).

"Saya berjumpa dengan beliau (Gus Dur) pada tahun 1996, dimana terjadi pembakaran gereja di Situbondo, dan dikenalkan oleh Almarhum Romo Mangun. Gus Dur selalu menjaga totalitas perdamaian dan berusaha bagaimana konflik agama tidak terjadi dan menyebar luas," ujar Benny.

Benny menyatakan bahwa Gus Dur memberikan contoh-contoh hidup tanpa kekerasan dan penuh kedamaian.

"Menurutnya, Indonesia harus menjaga keragaman dan kemajemukan sehingga terjadi perdamaian," tambahnya.

Ia pun mengatakan, bahwa upaya Gus Dur menjaga perdamaian adalah dengan hidup menjaga konstitusi bangsa dan negara Indonesia.

"Tegasnya Gus Dur adalah menjaga setiap hak dan kewajiban warga negara. Dia terus memperjuangkan Hak Asasi Manusia dan selalu tanpa kekerasan. Saat lengser pun, (Gus Dur) tidak mau memakai kekerasan," jelasnya.

Inti dari perjuangan Gus Dur, menurut Benny, adalah pelayanan.

"Menurut Gus Dur, kekuasaan yang dimiliki adalah menjadi pelayanan bagi kemanusiaan. Politik pun menjadi politik hati nurani, bukan kekuasaan. Dan kekuasaan untuk pelayanan. Itulah Gus Dur," ucap Benny.

"Kita kehilangan pejuang hak asasi manusia dan seorang yang dapat kita teladani; seorang beriman karena memperjuangkan kemanusiaan. Menurut Gus Dur, mencintai Tuhan berarti mencintai sesama manusia," Benny menambahkan.

Baca juga: Benny Susetyo: Hargai Martabat Manusia dalam Berbisnis

Benny pun menekankan bahwa Gus Dur adalah Bapak Demokrasi Indonesia, serta mengajak bangsa Indonesia untuk mengenangnya dengan tetap melakukan gerakan kemanusiaan, persaudaraan, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

"Pancasila adalah sumber dari segala sumber yang menyatukan kita. Lewat guyonan, (Gus Dur) selalu mengingatkan, saat beriman, maka agama itu nyaman satu dengan yang lain. Dengan guyonan, kita bisa memanusiakan satu dengan yang lain," katanya.

Benny menutup sesinya dengan mengajak seluruh peserta dan bangsa Indonesia untuk meneladani Gus Dur sang pejuang kemanusiaan.

"Semoga kita semua meneladani Gus Dur, meneladani pejuang, dengan menegakkan konstitusi dan Pancasila sebagai hukum tertinggi di Indonesia," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini