TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa bencana di tahun 2021 turun dibanding tahun 2020, akan tetapi dampaknya naik.
Total ada 3.092 bencana per 31 Desember atau menutup akhir tahun 2021 sebagaimana yang disampaikan Sekretaris Utama BNPB, Lilik Kurniawan pada konferensi pers hari Jumat (31/12/2021).
Sedangkan pada tahun 2020 kejadian bencana ada 4.649 bencana, atau naik 33,5 persen.
Korban meninggal dan luka-luka masing-masing naik 76,9 persen dan 2.180,5 persen
Baca juga: Pemulung di Bekasi Tega Cabuli Remaja Pria di Toilet Umum, Korban Diberi Uang Rp 2 Ribu
Baca juga: Masih Pakai Baju Tahanan, Napi Kasus Pencabulan di Bekasi Meninggal saat Kabur Usai Jebol Plafon
Sestama BNPB itu menyebutkan 3 faktor yang menyebabkan mengapa bencana di tahun 2021 lebih berdampak dibandingkan tahun 2020.
Pertama, Ia menyebut karena ada bencana yang tidak bisa diprediksi, contohnya seperti gempa di Sulbar dan siklon tropis.
Penyebab kedua adalah karena ada risiko yang meningkat setiap tahunnya karena pertambahan jumlah penduduk yang asal mulanya memang tinggal di tempat yang rawan bencana.
Baca juga: BNPB: Bencana di Indonesia Pada 2021 Turun 33,5 Persen
Berdasarkan statistik BNPB, penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana jumlahnya meningkat setiap tahunnya.
“Penduduk yang tinggal di tempat rawan bencana, tidak mungkin anaknya begitu lahir tinggal di tempat yang aman. Dia pasti juga lahir di tempat yang rawan bencana,” ujarnya.
Ketiga, yakni karena faktor data daya dukung lingkungan yang cenderung memperparah terjadinya bencana-bencana.
Contohnya seperti lingkungan yang sudah mulai rusak, kualitas bangunan yang ditinggali sudah mulai rapuh dan sebagainya.