TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.
Terutama ke negara Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan USA dikarenakan kasus Omicron di Indonesia masih didominasi dari para pelaku perjalanan internasional dari empat negara tersebut.
Dilansir kemkes.go.id, saat ini, total konfirmasi kasus varian Omicron di Indonesia tercatat 152 kasus, yakni 146 merupakan kasus impor dan enam kasus transmisi lokal.
“Dari 152 kasus yang masuk ke Indonesia, setengahnya tanpa gejala setengahnya lagi sakit ringan, mereka tidak butuh oksigen dan saturasinya masih diatas 95%. Sekitar 23% atau 34 orang sudah kembali ke rumah."
"Sampai sekarang tidak ada yang membutuhkan perawatan serius di RS, cukup diberi obat dan vitamin,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Terdeteksi di Jakarta, Surabaya, hingga Bali, Apa yang Harus Dilakukan untuk Cegah Omicron
Baca juga: Ratusan Kasus Omicron Terdeteksi di Ibu Kota, Wagub DKI Pesan Warga Jangan Main-main Soal Karantina
Selain itu, upaya antisipsi dalam negeri juga dilakukan dengan memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan termasuk aspek penunjang seperti SDM Kesehatan serta farmasi dan alat kesehatan.
Menkes mengatakan jumlah tempat tidur di Indonesia ada sekitar 400 ribu, 30% atau 120 ribu didedikasikan untuk Covid-19, dan saat ini terisi sekitar 240-250 ribu tempat tidur.
"Jadi masih ada room sekitar 110 ribu yang sebelumnya memang sudah kita alokasikan untuk Covid-19,” ucapnya.
Menkes menambahkan pada serangan varian delta pada pertengahan tahun 2021, oksigen merupakan kebutuhan esensial bagi perawatan pasien Covid-19, baik di RS maupun isoman di rumah.
Kelangkaan pasokan oksigen yang kemudian berdampak terhadap pasien yang sedang menjalani perawatan intensif.
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis, Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan kurang lebih 16 ribu oksigen konsentrator atau setara 800 ton/hari ke rumah sakit-rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19 terutama RS yang kesulitan mengakses oksigen cair.
“Kita juga sudah menerima dan sedang memasang 31 oksigen generator. Saat ini 70% sudah selesai. Ini oksigen medis yang besar bahkan bisa mengakomodir kebutuhan satu rumah sakit,” ucap Menkes.
Kebutuhan obat terapi bagi pasien Covid-19 juga melonjak signifikan saat kenaikan kasus pada pertengahan tahun lalu.
Pemerintah juga telah menyiapkan stok obat bagi pasien Covid-19 dan siap didistribusikan apabila terjadi lonjakan permintaan obat.
“Hari ini kita akan datangkan molnupiravir, saat ini kita simpan dulu, kalau ada apa-apa nanti kami distribusikan. Obat ini terbukti bisa membantu menekan laju pasien yang saturasi 94% ke RS,” kata Menkes.
Meskipun demikian, masyarakat harus tetap waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat.
Untuk itu upaya pencegahan dan pengendalian dan upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.
Target Vaksinasi Tahun 2022
Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan percepatan vaksinasi.
Dikutip kemkes.go.id, Kemenkes menargetkan vaksinasi lengkap untuk 208,2 juta warga akan dicapai di pertengahan tahun 2022.
Vaksinasi dosis lengkap menjadi syarat perjalanan dari dan ke Indonesia
Sementara, pelaku perjalalanan yang ingin berkunjung ke Indonesia direkomendasikan tetap harus sudah divaksinasi dosis lengkap sebelum bepergian.
Saat ini, pemerintah mengimbau untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencegah penularan virus Covid-19 varian Omicron.
Adapun capaian vaksinasi dicapai berkat usaha optimal dan gotong royong dengan semua pihak tertutama TNI/Polri, pemerintah daerah, BUMN dan pihak swasta yang turut membantu.
Selain membuka vaksinasi massal, Kemenkes juga telah mengeluarkan Surat Edaran yang menginstruksikan seluruh pos pelayanan vaksinasi, Unit Pelaksana Teknis di bawah Kemenkes, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), RS Vertikal, Poltekkes, di seluruh Indonesia untuk melakukan vaksinasi kepada semua target sasaran tanpa memandang domisili atau tempat tinggal pada KTP.
Capaian vaksinasi tidak lepas dari modal sosial masyarakat Indonesia yang tinggi dengan saling berpartisipasi dalam menyelenggarakan kegiatan vaksinasi.
Pemerintah juga terus mengupayakan ketersediaan vaksin melalui skema multilateral maupun bilateral demi mencukupi stok yang ada saat ini;
Serta menjaga laju vaksinasi sesuai dengan stok vaksin yang ada.
“Seluruh masyarakat Indonesia diminta untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, karena dengan vaksinasi dan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat akan semakin banyak dan semakin cepat masyarakat terlindungi dari Covid-19,” ucap dr. Nadia.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)