TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini update status gunung api di Indonesia, Rabu (12/1/2022).
Berdasarkan laporan dalam laman resmi Magma Indonesia dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), terdapat empat gunung berapi yang berstatus Level 3 Siaga.
Empat gunung tersebut adalah Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Sinabung, dan Gunung Ili Lewotolok.
Pantauan siang ini, gunung Merapi alami satu kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 25 mm.
Urutan level gunung api dari terendah hingga tertinggi yaitu:
- Level I (Normal)
- Level II (Waspada)
- Level III (Siaga)
- Level IV (Awas)
Update status gunung api di Indonesia, Rabu (12/1/2022) periode pengamatan 06.00-12.00 WITA/WIB:
Baca juga: Menikah di Posko Pengungsian Gunung Semeru, Hasanah : Bulan Madunya di Bilik Asmara Aja
1. Gunung Merapi (Level 3, Siaga)
Gunung Api Merapi terletak di Kab\Kota Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Posisi geografis Gunung Merapi di Latitude - 7.542°LU, Longitude 110.442°BT dan memiliki ketinggian 2968 mdpl.
Berdasarkan pengamatan visual, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III.
Sedangkan asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 10-50 meter dari puncak.
Kondisi cuaca di sekitar gunung terpantau cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah timur.
Laporan suhu udara sekitar gunung tercatat 21-27°C, dengan tekanan udara di sekitar Gunung Merapi saat ini tercatat 568-718 mmHg.
Kelembaban udara di sekitar Gunung Merapi mencapai 75-93%.
Untuk catatan kegempaan, terjadi satu kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 25 mm dan lama gempa 127 detik.
Terjadi 30 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3-23 mm dan lama gempa 19-148 detik.
Tercatat dua kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 14-18 detik.
Adapun potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro.
Guguran lava dan awan panas juga bergerak sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Imbauan kepada Masyarakat
Disarankan kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Bahaya lain yang harus diwaspadai masyarakat yaitu bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Aktivitas penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Sedangkan untuk pelaku wisata, direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Baca juga: Pria yang Tendang Sesajen di Semeru Terancam 4 Tahun Penjara, Pengunggah Videonya 6 Tahun
2. Gunung Semeru (Level 3, Siaga)
Gunung Api Semeru terletak di Kab\Kota Lumajang, Malang, Jawa Timur.
Posisi geografis Gunung Semeru di Latitude - 8.108°LU, Longitude 112.92°BT dan memiliki ketinggian 3676 mdpl.
Laporan pengamatan visual menunjukkan Gunung api tertutup Kabut 0-III.
Sedangkan asap kawah tidak teramati.
Cuaca di sekitar Gunung Semeru terpantau berawan hingga mendung, angin lemah ke arah selatan.
Tercatat kondisi suhu udara sekitar Gunung Semeru 22-28°C.
Pengamatan kegempaan pagi, tercatat dua kali Letusan/Erupsi dengan amplitudo 10-20 mm, dan lama gempa 30-70 detik.
Sedangkan, gempa Harmonik terjadi satu kali, dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 167.5 detik.
Kemudian tercatat satu kali gempa Getaran Banjir dengan amplitudo 36 mm, dan lama gempa 3600 detik.
Imbauan kepada Masyarakat
Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Radius bahaya lainnya yaitu jarak 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Adapun potensi bahaya lainnya adalah awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Wilayah potensi bahaya tersebut terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Penjelasan Teman Sekampung Pria yang Tendang Sesajen di Gunung Semeru, Kepala Desa Ikut Bersuara
3. Gunung Sinabung (Level 3, Siaga)
Gunung Api Sinabung terletak di Kab\Kota Karo, Sumatera Utara.
Posisi geografis Gunung Sinabung di Latitude 3.17°LU, Longitude 98.392°BT dan memiliki ketinggian 2460 mdpl.
Pengamatan visual menunjukkan Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I.
Menurut laporan pengamatan, asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100-300 meter dari puncak.
Kemudian, cuaca di sekitar Gunung Sinabung terpantau cerah hingga berawan, angin lemah ke arah timur dan tenggara.
Lebih lanjut, suhu udara di sekitar Gunung Sinabung tercatat 16-25°C.
Menurut pengamatan dini hari hingga pagi ini, tercatat satu kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 5 mm, S-P 1.3 detik dan lama gempa 9 detik.
Selain itu, tercatat satu kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 52 mm, S-P 38 detik dan lama gempa 122 detik.
Imbauan kepada Masyarakat
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak G.Sinabung, radius sektoral 5 km (selatan-timur), dan 4 km (timur-utara dan barat).
Masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Kemudian, mereka juga harus mengamankan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Disarankan kepada masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
Baca juga: Ini Asal Usul Sesajen Tradisi Ruwatan di Gunung Semeru yang Ditendang Oknum Relawan
4. Gunung Ili Lewotolok (Level 3, Siaga)
Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kab\Kota Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Posisi geografis gunung ini di Latitude - 8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.
Menurut hasil pengamatan, penampakan visual Gunung Ili Lewotolok terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I.
Sedangkan asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.
Laporan cuaca di sekitar Gunung Ili Lewotolok terpantau cerah, angin sedang ke arah timur dan barat.
Adapun suhu udara tercatat sekitar 24.8-33.4°C, dengan kelembaban udara 64.2-67.3%.
Pengamatan kegempaan yang terjadi yaitu 8 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 29-39.2 mm, dan lama gempa 29.4-44.7 detik.
Terjadi 28 kali Gempa Hembusan dengan amplitudo 6.9-21.7 mm, dan lama gempa 22.9-46 detik.
Selain itu, tercatat satu kali gempa Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 6.2 mm, dan lama gempa 57 detik.
Gempa Tektonik Jauh terjadi empat kali, dengan amplitudo 9.7-43.7 mm, S-P 16.4-17.4 detik dan lama gempa 62.3-161 detik.
Terjadi satu kali gempa Harmonik dengan amplitudo 8.8 mm, dan lama gempa 62.3 detik.
Laporan lebih lanjut, tercatat adanya satu kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 mm, dominan 0.5 mm.
Imbauan kepada Masyarakat
Seluruh hasil pengamatan tersebut harus menjadi pertimbangan bagi masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Himbauan khusus masyarakat Desa Jontona, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selain itu, masker dan alat pelindung kulit dan mata adalah sarana pelindung kesehatan yang penting dari potensi bahaya abu vulkanik terhadap kesehatan.
Kemudian, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok harus mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Gunung Api