TRIBUNNEWS.COM - Direktur Institut for Security and Strategic Study (ISESS), Khairul Fahmi, mengungkapkan Mayjen TNI Maruli Simanjuntak berpeluang menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) selanjutnya.
Namun, menurut Fahmi, Maruli tak akan menjadi pilihan utama.
Pasalnya, masih ada sederet senior Maruli yang sama-sama layak mengemban jabatan tersebut.
"Tentu saja dalam hal ini Maruli memang memiliki peluang."
"Namun, bukan hanya dia, ada sederetan perwira bintang dua yang juga layak untuk mengisi jabatan Pangkostrad," ujar Fahmi kepada Kompas.com, Kamis (13/1/2022).
Baca juga: Panglima TNI Andika Perkasa Buka Suara soal Jabatan Pangkostrad yang Kosong: Hanya soal Waktu
Baca juga: Sudah 2 Bulan Posisi Pangkostrad Dibiarkan Kosong, PDIP: Satuan Tempur Kosong Terus, Kenapa?
"Maruli yang merupakan alumni Akmil 1992 tidak akan berada di prioritas pertama karena ada sejumlah senior di generasi Akmil 90an yang juga layak, memiliki prestasi, dan kaya pengalaman," imbuhnya.
Kendati demikian, Fahmi menilai pengisian jabatan Pangkostrad tak lepas dari dinamika politik.
Karena, penunjukan Pangkostrad harus melalui keputusan Presiden.
Terlebih, Maruli yang merupakan menantu Luhut Binsar Pandjaitan, punya kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Mau Maruli atau siapapun sepanjang dinilai layak, segera saja dilantik, sehingga isu ini bisa disudahi," tegas dia.
"Toh siapapun yang ditunjuk, enggak akan ada resistensi sepanjang memenuhi syarat, kompeten, dan tidak punya riwayat karier yang buruk atau pernah melanggar hukum," lanjutnya.
Seperti diketahui, jabatan Pangkostrad sudah kosong selama hampir dua bulan sejak Jenderal Dudung Abdurachman dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 17 November 2021 lalu.
Dilansir Tribunnews, Dudung dilantik sebagai KSAD menggantikan Andika Perkasa yang terpilih menjadi Panglima TNI.
Alasan Jabatan Pangkostrad Masih Kosong
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membeberkan alasan mengapa kursi Pangkostrad masih kosong setelah ditinggalkan Jenderal Dudung Abdurachman sejak dua bulan lalu.
Baca juga: Legislator PDIP: Jabatan Pangkostrad Tak Boleh Dibiarkan Lama Kosong
Baca juga: Pengamat Soroti Jabatan Pangkostrad yang Terlalu Lama Kosong, Dikhawatirkan Ada Politisasi Jabatan
Ia memastikan tak ada tarik menarik kepentingan yang mengakibatkan jabatan Pangkostrad masih kosong.
Sebaliknya, pembahasan calon Pangkostrad masih didiskusikan pihak internal.
"Jadi kalau tarik-menarik sama sekali tidak ada. Kami menyiapkan konsep ini secara keseluruhan dan Wanjakti itu biasanya dilakukan setiap tiga bulan sekali," kata Andika di Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Jumat (14/1/2022), dilansir Tribunnews.
Lebih lanjut, Andika mengungkapkan saat ini nama-nama calon Pangkostrad sudah diproses oleh Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
Ia memastikan pihaknya akan mengumumkan nama yang bakal menjabat Pangkostrad, dalam waktu dekat.
"Kandidat kalau untuk yang Pangkostrad di AD, kemudian Pangkohanudnas di AU, bintang tiga juga, dengan Panglima Koarmada RI di AL."
"Itu semuanya adalah bintang dua yang sudah semuanya. Jadi banyak. Masing-masing banyak ini calonnya. Jadi nanti kita liat saja di dalam proses Wanjakti ya," jelas dia.
"Secara umum sudah siap. Jadi tinggal nanti pada saat Wanjakti kita tentukan siapa yang akan menjabat."
"Jadi nanti kita liat saja di dalam proses Wanjakti," pungkasnya.
Baca juga: Bertugas di Bali, Ini Sederet Capaian Mayjen TNI Maruli Simanjuntak yang Dikabarkan Jadi Pangkostrad
Baca juga: 4 Menantu Beken di Lingkaran Kekuasaan: Jenderal Andika, Rapsel Ali, Maruli S Hingga Bobby Nasution
Jadi Pertanyaan TB Hasanuddin
Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, mempertanyakan mengapa posisi Pangkostrad masih kosong hingga saat ini.
Padahal, jabatan tersebut sudah ditinggalkan Dudung ketika dilantik menjadi KSAD baru pada 17 November 2021 lalu.
Ia menilai seharusnya posisi Pangkostrad segera diisi lantaran Kostrad merupakan satuan besar sehingga memerlukan komando dan pengendalian yang pasti.
"Sebaiknya Panglima Kostrad, panglima satuan besar setingkat Kostrad itu harus segera diisi. Ini sudah sekian bulan tidak diisi, lalu ada apa?"
"Ini saya berharap sebagai anggota Komisi I, ya segera diisi," ujarnya, Rabu (12/1/2022), dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Hasanuddin mengungkapkan Pangkostrad tetap perlu diisi meski posisi kepala staf serta tiga panglima divisi masih lengkap.
Ia menegaskan sebuah satuan tempur di lingkungan TNI semestonya memiliki panglima sebagai komandan satuan.
"Jangan sampai ada kesan bahwa Kostrad itu tidak terlalu penting, kesannya nanti tidak bagus," ujar Hasanuddin.
"Prosedur di TNI itu kalau namanya satuan tempur ya harus ada komandan. Itu prinsip. Masa satuan tempur kosong terus, kenapa?" tambahnya.
Baca juga: Panglima TNI Andika Perkasa Akan Menghadap Presiden Jokowi Soal Usulan Wanjakti Pangkostrad Baru
Baca juga: Kosongnya Jabatan Pangkostrad Bisa Ganggu Regenerasi dan Berpotensi Timbulkan Spekulasi Politik
Ia pun membeberkan kriteria Pangkostrad, yaitu harus mempunyai track record yang baik.
Selain itu, menurutnya, Pangkostrad yang baru nanti setidaknya memiliki pengalaman di Kostrad.
"Yang pertama dari yang memiliki track record yang baik, satu."
"Pernah megang komando syukur-syukur pernah di Kostrad, tentu bintang dua, bisa diambil dari pangdam atau panglima divisi, begitu. Enggak sulit sebetulnya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fransiskus Adhiyuda/Igman Ibrahim, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya/Ardito Ramadhan)