TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyoroti ketidaksiapan pengelola gedung dalam menghadapi kondisi darurat saat bencana.
Dwikorita mengaku menyaksikan sendiri ketidaksiapan pengelola gedung di Jakarta dalam menghadapi kondisi gempa.
"Nampaknya karena di gedung publik bukan gedung BMKG, kayaknya belum siap juga. Di Jakarta padahal, di Jakpus itu kayaknya belum siap," ujar Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Jumat (14/1/2022).
Dia memperingatkan agar pengelola gedung-gedung tinggi di Jakarta untuk mempersiapkan kondisi ketika terjadi bencana.
Para pengelola gedung, menurutnya, harus memfasilitasi pelatihan evakuasi saat bencana terjadi.
"Jadi ini warning bagi kita semua di mal, hotel, mohon siapkan kondisi tersebut. Lebih sering berlatih evakuasi mandiri terutama yang di gedung bertingkat," kata Dwikorita.
Selain itu, Dwikorita meminta pengelola gedung menyiapkan tempat berlindung sementara bagi pihak yang berada di gedung.
Pengelola gedung, kata Dwikorita, juga harus mempersiapkan jalur evakuasi yang aman.
"Ada tempat berlindung sementara karena di lantai tinggi sebelum kita lolos ke luar lari ada perlindungan sementara. Cari meja yang kokoh, atau benda apa pun yang bisa untuk melindungi diri kita dan siapkan akses jalur evaluasi jangan terhalang apa pun," tutur Dwikorita.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mencatat, aktivitas gempa bumi meningkat sebulan terakhir.
Pemda-pemda di Jawa harus menyiapkan segala sesuatunya supaya warga tetap aman.
"Mohon diperhatikan kepada pemerintah daerah terutama di Jawa Barat, bahkan sampai Jawa Timur. Terutama di Banten, Jawa Barat. Dalam 30 hari terakhir ini memang kami mencatat terjadi peningkatan aktivitas kegempaan," kata Dwikorita.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga kini belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat gempa Banten.
Baca juga: Sejarah Gempa Besar di Selat Sunda-Banten, Pernah Terjadi Tsunami Setinggi 30 Meter
Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Pandeglang, BPBD Provinsi DKI Jakarta, BPBD Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Lampung Barat masih melakukan kaji cepat.
"Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa dan kerugian materiil masih dalam proses pendataan," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Abdul mengungkapkan guncangan gempa juga dirasakan hingga wilayah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.
"Beberapa warga maupun pegawai kantor sempat berhamburan ke luar gedung untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi," ucap Abdul.
BPBD Kabupaten Cianjur juga melaporkan bahwa guncangan gempa bumi itu juga sempat dirasakan di wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya.
Adapun BPBD Kabupaten Lampung Barat juga melaporkan hal yang sama, bahwa guncangan gempa bumi dirasakan hingga 2-3 detik di wilayah Kabupaten Lampung Barat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis pusat gempa bumi itu berada di 7.01 LS dan 105.26 BT pada kedalaman 10 meter.
Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.(Tribun Network/fah/wly)