Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pandemi COVID-19 di Indonesia terlihat mengalami peningkatan jumlah kasus.
Namun berdasarkan penilaian Satgas Penanganan Covid-19, peningkatan saat ini lebih rendah dari penghitungan proyeksi naiknya kasus yang dilakukan sebelum memasuki periode libur panjang, termasuk periode Natal dan Tahun Baru lalu.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito menyebut data per 2 Januari 2022, peningkatan kasus mingguan aktual sebesar 1.500 kasus/minggu.
Data ini lebih rendah dari 3 prediksi yaitu apabila terjadi peningkatan maksimal 400.000 kasus/minggu, peningkatan maksimal 250.000 kasus/minggu dan apabila terjadi peningkatan penularan sebesar 50 persen, serta 80.000 kasus/minggu yang dianggap sebagai estimasi yang paling mungkin terjadi.
"Kabar baiknya, meskipun saat ini kasus sedikit mengalami peningkatan namun masih jauh lebih rendah bahkan dari estimasi yang diprediksi paling mungkin terjadi," kata Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Ini 90 Sekolah di Jakarta yang Ditutup Sementara Karena Temuan Covid-19
Menurut Wiku, data juga menegaskan bahwa kondisi saat ini masih terkendali.
Terlebih diikuti jumlah testing terus ditingkatkan melebihi 400 persen dari target World Health Organization (WHO).
Juga, meski ada peningkatan pada keterisian tempat tidur di ruang Isolasi RS Rujukan, namun besarannya tetap dibawah 10 persen.
Hal yang sama juga terjadi pada tren kematian harian yang sedikit mengalami kenaikan.
Tetapi, kenaikannya tetap rendah jika dibandingkan dengan tren di bulan November- Desember 2021.
"Kesimpulannya, kita telah berhasil untuk pertama kalinya melewati periode libur panjang Nataru dengan tetap mempertahankan kondisi kasus yang terkendali," kata Wiku.
Lalu, dari sisi kekebalan komunitas, per 20 Januari 2022 capaian vaksinasi dosis lengkap telah mencapai 45,92 persen dari total populasi.
Dari aspek protokol kesehatan, terjadi tren peningkatan persentase provinsi yang patuh memakai masker dan menjaga jarak.