Pada awal Dinasti Han Timur (25–220), Kaisar Hanmingdi adalah seorang pendukung agama Buddha.
Dia mendengar bahwa beberapa biksu menyalakan lentera di kuil untuk menunjukkan rasa hormat kepada Buddha pada hari kelima belas di bulan lunar pertama.
Oleh karena itu, ia memerintahkan agar semua kuil, rumah tangga, dan istana kerajaan menyalakan lampion pada malam itu.
Kebiasaan Buddha ini lambat laun menjadi festival akbar di kalangan masyarakat.
Perayaan Cap Go Meh di China
Menurut berbagai adat istiadat rakyat Tiongkok, orang-orang akan berkumpul pada malam Festival Lentera untuk merayakannya dengan berbagai kegiatan.
Karena Tiongkok adalah negara yang luas dengan sejarah panjang dan budaya yang beragam, kebiasaan dan aktivitas Festival Lampion bervariasi secara regional.
Berikut ini berbagai perayaan Cap Go Meh di China:
1. Menyalakan Lampion
Memasang lentera atau lampion adalah kegiatan utama festival.
Saat festival tiba, lentera dengan berbagai bentuk, mulai dari bola, ikan, naga hingga kambing dipasang.
Berbagai lentera terlihat di mana-mana termasuk rumah, pusat perbelanjaan, taman, dan jalan, sehingga menarik banyak penonton.
Karya seni lentera dengan jelas menunjukkan gambar dan simbol tradisional Tiongkok, seperti buah-buahan, bunga, burung, hewan, manusia, dan bangunan.
Menyalakan lampion adalah cara orang berdoa agar masa depan mereka lancar dan menyampaikan harapan terbaik mereka untuk keluarga.