News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Presiden Jokowi Minta PTM 100 Persen di DKI, Jabar, dan Banten Dievaluasi

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA  - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta adanya evaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah daerah menyusul melonjaknya kasus Covid-19 varian Omicron. 

Untuk diketahui pemerintah masih menjalankan PTM 100 persen meski kasus harian Covid-19 terus merangkak naik setiap harinya. 

"Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," kata Jokowi dikutip dari  Youtube Sekretariat Kabinet, Selasa (1/2/2022).

Jokowi meminta jajarannya untuk hati-hati dalam menyikapi kenaikan kasus Covid-19 menyusul meningkatnya kasus aktif dan kasus baru Covid-19 sekarang ini.

"Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini," kata Presiden.

Baca juga: Seperti Apa Permainan Karantina yang Dikeluhkan Jokowi hingga Perintahkan Kapolri Usut Tuntas?

Menurut Presiden, kasus aktif Covid-19 melonjak sampai 910 persen dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari 2022.

Kemudian naik lagi menjadi 61.718 kasus pada 30 Januari 2022.

"Penambahan kasus baru naik 2.248 persen, dari 529 kasus di 9 Januari 2022 menjadi 12.422 kasus di 30 Januari 2022," katanya.

Sebelumnya, Ketua Penanganan Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban meminta pemerintah segera menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di daerah dengan zona merah.

Pasalnya kini kasus Covid-19 terus meningkat, dimana pada Rabu (26/1) kasus tembus 7 ribu dalam sehari.

Ia menilai, sekolah tatap muka kini sudah tak aman lagi bagi anak-anak.

"Tembus 7.000 kasus per hari ini (26/1/2022). Sementara positivity rate lampaui 10%. Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman," kata dia seperti dikutip dari akun twitter pribadinya, Kamis (27/1/2022).

Prof Zubairi menyebut, anak-anak masih memiliki pilihan untuk kembali belajar berbasis online.

Lebih lanjut, selain meminta menghentikan sementara PTM 100 persen, dokter spesialis penyakit dalam ini juga meminta pemerintah segera menaikkan level pembatasan sosial yang lebih tinggi.

"Ada pilihan pembelajaran jarak jauh. Mohon dipertimbangkan untuk menghentikan sementara PTM 100% dan menaikkan PPKM ke level lebih tinggi," imbuhnya.

"Sebagai tambahan. Ada baiknya di daerah-daerah merah Covid-19 kembali ke sekolah virtual. Sedangkan yang positivity rate-nya rendah, masih dimungkinkan untuk tetap PTM. Ingat, keterisian rumah sakit telah naik lebih dari 30 persen saat ini," tambah Zubairi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini