TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 50 siswa kurang mampu tingkat SD, SMP, hingga SMA di kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua mendapat beasiswa pendidikan.
Penyaluran beasiswa itu melalui program bertajuk ”Beasiswa NusantaraKu - Kegiatan Amal Terangi Jalan Menuju Sekolah” yang diinisiasi Yayasan Runcing Nusantara (“Runcing Foundation”) berkolaborasi dengan PT Pintar Inovasi Digital (“AsetKu”).
Beasiswa yang diberikan berupa bantuan dana pendidikan senilai total Rp 200 juta ini meliputi biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), biaya hidup, biaya aktivitas sekolah, serta buku pelajaran dan perlengkapan sekolah.
Program ini berlangsung sejak bulan Januari hingga Desember 2022 mendatang.
Managing Director Runcing Foundation Lalu M. Carlos mengatakan NTB, NTT, dan Papua diketahui turut berkontribusi menyumbang angka siswa putus sekolah di Indonesia yang signifikan.
Adanya ketimpangan kualitas dan pemerataan pendidikan, serta kondisi geografis yang menimbulkan kendala aksesibilitas menjadi tantangan yang acapkali ditemui.
Hal tersebut, kata dia, mendorong Runcing Foundation untuk turut berkontribusi meningkatkan akses pendidikan di wilayah Indonesia Tengah dan Timur, khususnya wilayah-wilayah yang berada di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Baca juga: Tawarkan Biaya Kuliah Gratis, 5 Beasiswa S2-S3 Ini Dibuka Tanpa Batas Usia
Dia mengungkapkan, tingkat keberlanjutan dari sekolah dasar ke sekolah menengah di daerah terpencil masih tergolong rendah.
”Meskipun ada pendidikan gratis yang ditawarkan pemerintah, melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi masih dianggap sebagai suatu kemewahan bagi keluarga berpenghasilan rendah. Menanamkan optimisme bahwa jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat membuka kesempatan yang lebih baik di masa depan juga masih menjadi tantangan yang kami hadapi. Oleh karena itu, kami mengapresiasi dukungan dari AsetKu atas kepercayaannya dalam berkolaborasi memperluas akses pendidikan dan memberi kesempatan bagi siswa kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan,” ungkap Carlos.
Penerima beasiswa merupakan siswa yang dipilih melalui proses seleksi. Mayoritasnya berasal dari keluarga yang berprofesi sebagai petani tradisional.
Sebagian diantaranya bahkan tinggal jauh dari orang tua atau sekolah.
Meskipun memiliki kendala finansial, para penerima beasiswa ini dinilai memiliki tingkat pengetahuan yang memadai serta aktif mengikuti kegiatan sekolah.
Penerima beasiswa juga dianggap telah memenuhi kriteria pada aspek kepribadian, kepemimpinan, tanggung jawab, dan semangat belajar.
Meta Olivia, siswi kelas 8 di MTs Sayang Ibu Dasan Geria, merupakan salah satu siswa yang lolos
seleksi.