Karena memang dulu jadi guru itu impian orang tua. Jadi dorongan orang tua jadi guru SMA. Dulu kalau guru tata niaga tidak masuk ke sekolah, saya yang disuruh gantikan jadi gurunya.
Kemudian saya lulus strata 2 di Magister, Business Management dari LaTrobe University – Australia.
Baca juga: 2 Fokus Prof Ojat Darojat Setelah Dilantik Menjadi Rektor UT untuk Periode Kedua
Lulus Th. 2000. Sebelum ambil strata 2, saya juga ambil Diploma 4, Graduate Diploma in Management dari LaTrobe University – Australia. Lulus Th. 1998.
Dan saya ambil Doktor, Curriculum theory and implementation dari Simon Fraser University (SFU) –
Canada. Lulus Th. 2013.
Apa yang masih ingin diraih Pak Rektor?
Saya punya impian, ketika beres menunaikan tugas sebagai rektor, ingin melatih sense bisnis saya. Tapi
itu sekitar 4 tahun lagi, setelah beres jadi rektor.
Pengalaman yang tidak bisa dilupakan?
Saya pernah bertemu dengan seseorang yang mengatakan, kalau jabatan itu pada hakekatnya amanah yang diberikan Allah SWT dan itu harus dipertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat.
Jadi jangan sampai ada bagian dari amanah itu yang akan menjadi ganjal dan tidak bisa dipertanggungjawabkan ketika menghadap sang Pencipta.
Itu saya pegang betul, karena memang godaan saat mengemban amanah itu sangat besar.
Sebagaimana kita istiqomah menjalankan amanah ini supaya bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Itu yang selalu tertanam dalam menjalankan Amanah ini.
Godaan terbesar apa?
Godaan terbesar saat menjadi rektor, terutama power yang kita miliki. Power bisa kita gunakan sendiri,
tapi juga bisa kita gunakan kepada orang lain secara bersamaan.
Saya ingin menggunakan sharing power ini, dengan melibatkan teman-teman lain. Misalnya, sharing power dengan wakil rektor, dengan dekan, kepala biro, ketua lembaga, itu saya ingin share dengan semua supaya UT dibangun atas keberhasilan bersama-sama.
Jadi godaan terbesar itu sebenarnya abuse of power atau penyalahgunaan wewenang. (Tribun
Network/Reynas Abdila)