Akan tetapi, jelas Budiman, kekebalan itu hanya sementara dan manfaatnya akan tergantung di mana mereka tinggal.
Ini karena konsekuensi Omicron bergantung pada lanskap kekebalan.
“Cakupan vaksinasi di Indonesia terfokus di Jawa dan Bali, sehingga masalah akan muncul di pulau-pulau lain, serta kecamatan di Bali dan Jawa dengan tingkat vaksinasi yang rendah," jelas Budiman.
Baca juga: BOR Covid-19 Masih Tergolong Rendah, Menkes Sebut Isinya Didominasi OTG atau Bergejala Ringan
Vaksinasi Disebut dapat Kurangi Fatality
Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, sehatnegeriku.go.id, berbeda dengan hasil penelitian dari data sampel rumah sakit rujukan Covid-19, RSPI Sulianti Saroso, menunjukkan bahwa vaksinasi sangat penting untuk mengurangi risiko fatality infeksi Covid-19.
Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa dari 12 sampel pasien Covid-19 yang dirawat dengan kondisi berat dan kritis, 6 pasien di antaranya dikabarkan belum melakukan vaksinasi.
"Data ini kembali menunjukkan pentingnya vaksinasi untuk mengurangi risiko terburuk dari terpapar Covid-19, yaitu kematian."
"Kelompok lansia, anak-anak, orang yang memiliki komorbiditas, dan yang belum divaksinasi."
"Keempat kelompok inilah yang perlu diperhatikan dan kerap menjadi korban paling dirugikan di masa Covid-19 ini," terang Nadia.
Vaksinasi lengkap, kata Nadia, sangat penting untuk mempersiapkan diri dari kesakitan atau bahkan risiko dirawat yang lebih berat, hingga kematian.
"Utamanya bagi kelompok masyarakat lanjut usia dan orang yang memiliki penyakit bawaan (komorbid), segera lakukan vaksinasi."
"Apabila sudah waktunya booster agar segera mengikuti vaksinasi booster, karena risiko kelompok rentan ini sangat besar apabila terpapar Covid-19," sambung Nadia.
Masyarakat Diminta Tak Panik
Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk tidak panik mengahadapi lonjakan kasus Covid-19.