News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Valentine

Sejarah dan Asal Mula Hari Valentine yang Diperingati Setiap 14 Februari

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hari Valentine - Simak sejarah dan asal mula Hari Valentine yang diperingati setiap 14 Februari.

Menurut salah satu legenda, Valentine yang dipenjara sebenarnya mengirim ucapan "valentine" pertama untuk dirinya sendiri setelah dia jatuh cinta dengan seorang gadis muda, mungkin putri sipirnya, yang mengunjunginya selama kurungan.

Sebelum kematiannya, dia diduga menulis surat bertanda "Dari Valentine-mu," sebuah ekspresi yang masih digunakan sampai sekarang.

Meskipun kebenaran di balik legenda Valentine tidak jelas, semua cerita menekankan daya tariknya sebagai sosok yang simpatik, heroik, dan yang terpenting romantis.

Pada Abad Pertengahan, Valentine menjadi salah satu santo paling populer di Inggris dan Prancis.

Asal Usul Hari Valentine

Beberapa orang percaya bahwa Hari Valentine dirayakan pada pertengahan Februari untuk memperingati hari kematian atau penguburan Valentine yang mungkin terjadi sekitar tahun 270 M.

Sementara yang lain mengklaim bahwa gereja Kristen mungkin telah memutuskan untuk menempatkan hari raya St. Valentine di tengah Februari dalam upaya untuk "mengkristenkan" perayaan pagan Lupercalia.

Dirayakan pada ides Februari, atau 15 Februari, Lupercalia adalah festival kesuburan yang didedikasikan untuk Faunus, dewa pertanian Romawi, serta pendiri Romawi Romulus dan Remus.

Untuk memulai festival, anggota Luperci, ordo pendeta Romawi, akan berkumpul di sebuah gua suci di mana bayi Romulus dan Remus, pendiri Roma, diyakini dirawat oleh serigala betina atau lupa.

Para imam akan mengorbankan seekor kambing untuk kesuburan dan seekor anjing untuk pemurnian.

Mereka kemudian akan mengupas kulit kambing menjadi potongan-potongan, mencelupkannya ke dalam darah korban dan turun ke jalan, dengan lembut menampar baik wanita maupun ladang tanaman menggunakan kulit kambing.

Jauh dari rasa takut, wanita Romawi menyambut baik sentuhan kulit karena dipercaya bisa membuat mereka lebih subur di tahun mendatang.

Di kemudian hari, menurut legenda, semua wanita muda di kota itu akan memasukkan nama mereka ke dalam guci besar.

Para bujangan kota masing-masing akan memilih nama dan dipasangkan untuk tahun itu dengan wanita pilihannya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini