Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto mengulang pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan 2022 terkait kondisi lingkungan strategis baik global, regional, maupun nasional.
Prabowo, kata Donny, menyatakan kondisi lingkungan strategis baik global, regional, maupun nasional sangat dinamis dan kompleks memunculkan beberapa ancaman yang harus mendapat perhatian baik ancaman militer, non militer, dan hibrida.
Donny mengatakan ancaman militer diperkirakan berpotensi muncul dan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa Indonesia.
Ancaman militer tersebut, kata dia, dalam skala tertinggi dapat menimbulkan perang yang harus dihadapi oleh TNI sebagai komponen utama diperkuat dan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung dalam suatu sistem pertahanan yang bersifat semesta.
Baca juga: Jaksa Agung Bentuk Tim Koneksitas Usut Kasus Dugaan Korupsi Satelit di Kemhan
Hal tersebut disampaikannya dalam Webinar Pusat Studi Air Power Indonesia bertajuk Menyongsong Pesawat Rafale yang digelar pada Kamis (17/2/2022).
"Dihadapkan dengan kemungkinan ancaman tersebut, kondisi alutsista Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama baik matra darat, laut, dan udara dalam keadaan yang cukup memprihatinkan sehingga mengakibatkan kesiapan tempur yang rendah," kata Donny.
Alat utama sistem senjata, perlengkapan, dan amunisi, kata dia, banyak mengalami kerusakan.
Selain itu, lanjut dia, sebagian besar alutsista dan persenjataan juga sudah berusia lebih dari 25 tahun, serta sudah waktunya untuk diganti.
Baca juga: Pengamat: Pembelian Alutisista Bentuk Nyata Kemhan Bangun Kekuatan TNI
Usia yang sudah cukup tua tersebut, kata Donny, juga menjadi tolok ukur kualitas dan teknologi yang cukup ketinggalan bila dihadapkan dengan alutsista beberapa negara tetangga.
Selain itu, kata Donny, kondisi komponen cadangan dan komponen pendukung juga belum ideal dalam mendukung sistem pertahanan semesta.
Saat ini, kata dia, komponen cadangan baru terbentuk sekitar 3.100 orang dan itu pun baru untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan matra darat.
Komponen cadangan untuk matra laut dan udara sejumlah masing-masing 500 orang, lanjut Donny, baru akan dibentuk pada Tahun 2022 ini.
Selain itu, kata dia, kekuatan pendukung belum didata, diverifikasi, dan ditetapkan sehingga pembinaan belum dapat dilakukan dengan maksimal.
"Dengan kondisi tersebut maka pembangunan sistem pertahanan negara baik komponen utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung mutlak harus dilakukan," kata Donny.