TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi soal hasil survei yang menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo semakin meningkat.
Ganjar Pranowo menjadi satu di antara tiga tokoh di Indonesia yang menduduki peringkat atas perolehan suara dalam survei Litbang Kompas sebagai calon presiden pilihan masyarakat.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 20,5 persen.
Angka ini naik hampir 7 persen dibanding survei sebelumnya.
Baca juga: Demokrat Ungguli PKS di Survei Litbang Kompas, Pipin Sopian: Kami Tetap Bersyukur, Alhamdulilah
Menurut FX Hadi Rudyatmo, naiknya elektabilitas Ganjar Pranowo ini bisa menjadi bahan pertimbangan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terkait pemilihan Capres dan Cawapres 2024.
"Dengan elektabilitas yang semakin tinggi, ini merupakan salah satu bahan pertimbangan Ketua Umum PDIP dalam memproses Capres dan Cawapres ke depan," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Kamis (24/2/2022).
"Tentunya kami sangat bersyukur dan dukungan masyarakat tidak pernah surut dengan adanya kasus Wadas kemarin," imbuhnya.
Ia menambahkan, saat ini masyarakat semakin sadar bahwa politik itu dinamis.
Mantan Wali Kota Solo ini mendukung Ganjar Pranowo bila terpilih sebagai Capres-Cawapres 2024.
Namun, FX Rudy juga mendukung apa yang menjadi keputusan Ketua Umum PDIP.
"Apapun Ketua Umum yang menentukan, kembali lagi bahwa saya ini punya kader partai yang punya prinsip dan komitmen, jadi apa yang diputuskan Ketua Umum itulah yang kita jalankan dan perjuangkan," ucapnya.
Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas pada 17-30 Januari 2022 menunjukkan, pilihan publik terhadap sosok calon Presiden makin mengerucut ke tiga nama, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Di mana Prabowo Subianto mendapatkan perolehan tertinggi, disusul Ganjar Pranowo di urutan kedua, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan urutan ketiga.
Hasil survei menunjukkan, jika pemilu diselenggarakan pada saat survei dilakukan, Prabowo dipilih 26,5 persen masyarakat.
Lalu, Ganjar sebanyak 20,5 persen, dan Anies 14,2 persen.
Elektabilitas tiga tokoh itu, tercatat meningkat dibandingkan hasil survei serupa yang digelar pada 2021.
Prabowo misalnya, tercatat naik dari 16,4 persen pada April 2021 menjadi 26,5 persen pada Januari 2022.
Meski sempat turun jadi 13,9 persen pada Oktober 2021.
Namun, elektabilitas Prabowo saat ini masih tertinggal jauh dari perolehan suaranya sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2019 lalu sebesar 44,5 persen.
Sementara itu, elektabilitas Ganjar juga naik, mulai dari 7,3 persen pada April 2021, 13,9 persen pada Oktober 2021, dan 20,5 persen pada Januari 2022.
Adapun elektabilitas Anies yang sebelumnya cenderung stagnan, kini menunjukkan pergerakan.
Pada April 2021, elektabilitasnya 10 persen dan pada Oktober 2021 sebesar 9,6 persen, saat ini telah mencapai 14,2 persen.
Tingginya elektabilitas tiga tokoh tersebut, menciptakan jarak yang cukup jauh dengan nama-nama lainnya yang turut masuk bursa pilpres, sebagaimana dilansir oleh WartakotaLive.com.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo, Ganjar, dan Anies Berada di 3 Besar
Berdasarkan survei Januari 2022 ini, duduk di peringkat keempat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan elektabilitas sebesar 4,9 persen, terpaut hampir 10 persen dengan Anies yang ada di urutan ketiga.
Lalu, ada Agus Harimurti Yudhouono (3,7 persen), Basuki Tjahaja Purnama (2,9 persen), Ridwan Kamil (2,6 persen), Tri Rismaharini (2,6 persen), Andika Perkasa (2 persen), Gatot Nurmantyo (1,4 persen), Erick Thohir (1,1 persen), Mahfud MD (1,1 persen), dan Puan Maharani (0,6 persen).
Sementara itu, ada 4,1 persen responden yang menjawab tokoh lainnya dan 11,8 persen responden menjawab tidak ada, tidak tahu, atau rahasia.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden pada 17-30 Januari 2022 lalu.
Para responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi.
Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 2,8 persen.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartakotaLive.com, Kompas.com/Ardito Ramadhan, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait Bursa Capres