Dalam SE Menteri Agama, pengeras suara 5 kali sehari itu yang diatur pengeras suara sebelum azan dan setelah azan.
Terkait gonggongan anjing, Menteri Agama sama sekali tidak melakukan perbandingan. Ini hanya mengatur kebisingan.
Bahkan menteri agama menyebut semua jenis kebisingan.
"Makanya, kalimat Menteri Agama menggunakan “Bayangkan”. Sementara dalam statemen menteri agama jelas tidak melarang bahkan mempersilahkan menggunakan pengeras suara di masjid dan mushola untuk keperluan, hanya diatur sesuai ketentuan," jelas Addin.
Addin mengimbau agar pemberitaan dengan narasi “membandingkan suara azan atau pengeras suara masjid dengan gonggongan anjing” dihentikan lantaran menimbulkan persepsi negatif.
"Bijaknya kita melihat ulang rekaman video statemen secara utuh, bukan potongan. Tidak ada poin penyamaan suara azan dengan gonggongan," kata Addin.
Surat Edaran Menteri Agama, tegas Addin, secara jelas mengatur tentang kebisingan suara.
"Itupun bukan melarang, termasuk kaset rekaman yang bisanya dinyalakan waktu cukup lama sebelum azan. Stop politisasi SE Menteri Agama. Baca secara utuh, biar menjadi orang bijak," pungkasnya.