"Tentunya akan beda antara bapak beli sendiri. Rasa memilikinya lebih besar. Jadi ketika rusak bapak pasti perbaiki. Beda dengan APBN," katanya.
Karena itu, Nur Alam meminta kepada perusahaan penyedia alsintan untuk mulai berpikir membangun market sendiri langsung ke petani. Bukan mencari-cari proyek pembelian alsintan yang bersumber dari APBN, sehingga harus berpikir serupa dengan petani agar tidak mencari-cari proyek pengadaan alsintan yang bersumber dari APBN.
“Bapak (pelaku usaha, red) harus malu sama kepada petani kita yang tidak lagi mau dibantu dengan APBN. Jangan bapak bisnisnya bergantung dari APBN. Mati (bangkrut) bapak. Perusahaan penyedia alsintan harus merubah pola bisnisnya. Caranya dengan memperluas pasar marketnya. Disini, penyedia bisa terlibat dengan membantu insentif dalam meringankan uang muka dalam pembelian KUR alsintan yang bagi petani sebenarnya masih cukup berat dengan aturan DP 30 persen. Ini kalau sama-sama tidak menyadari, sama-sama akan mati," jelasnya.
“Kami usul penyedia alsintan memberikan insentif berupa pinjaman DP kepada petani untuk menutupi kekurangan DP petani dalam pembelian alsintan. Masa untuk petani kita tidak bisa bantu," pinta Nur Alam.
Sementara itu, Ketua Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Desa Talang Makmur, Kabupaten OKI, Hasan, bersyukur perbankan dan penyedia alsintan mau memberikan kemudahan untuk pembelian alsintan menggunakan KUR.
Hasan sendiri membeli satu unit combine harvester senilai Rp500 juta untuk pengolahan lahan miliknya seluas 12 hektare dengan masa kredit 3 tahun. Rencananya, combine atau mesin panen ini juga akan disewakan ke petani lain dengan harga Rp1 juta per hektare.
"Tempat kami sudah survei, tinggal acc antara Bank Sumsel dan alatnya. Alhamdulillah dapat keringanan DP 20 persen dari PT Corin dengan tanpa bunga," katanya.
Hasan optimis mampu membayar angsuran KUR untuk alsintan ini. Apalagi, bisnis alsintan ini sangat menguntungkan. Hitungannya, dari bisnis alsintan ini dirinya bisa mengantongi keuntungan Rp50 juta per satu kali musim tanam.
"Combine ini sangat membantu karena setelah dipakai untuk panen, bisa disewa ke petani lain," jelasnya.
Ketua UPJA Sumber Mulia, Desa Muara Telang Agus Cahyono mengaku pihaknya mengajukan KUR untuk pengadaan excavator senilai Rp750 juta. Excavator ini bukan hanya untuk usaha saja, namun juga akan digunakan bersama-sama untuk meningkatkan kualitas hidup petani di desanya.
"Kondisi di desa kami itu cukup banyak tanggul jebol. Jadi motivasinya untuk bangun desa. Adanya excavator saluran air lancar, hasil panen petani juga melimpah. Dan kami telah mengelola dan mengoperasionalkan beberapa unit alsintan yang merupakan bantuan pemerintah dan juga dari pengadaan sendiri bersama kelompoknya. Satu mesin saja bisa mengantongi keuntungan sebesar Rp80 juta hingga Rp100 juta per sekali musim tanam,” bebernya.
Direktur Utama Sriwijaya Agro Industri Sakoni mendukung kebijakan Direktur Alsintan untuk memberikan kemudahan DP (uang muka) bagi pembelian alsintan, bila perlu, DP taxi alsintan ini 0 (nol) persen.
Jika ada keringanan DP, pihaknya berencana membeli alsintan sebanyak 50 unit untuk digunakan mendukung program program pengolahan pertanian seperti kawasan singkong seluas 10 hektar
"Saya sepakat dengan Pak Direktur (Alsintan), perusahaan penyedia harus back up. Bahkan mestinya tanpa DP karena belinya juga banyak. Inilah saatnya saling bantu, kalau tidak susah. Kalau bisa perusahaan alsintan bisa bantu program pemerintah dengan DP 0 persen, sehingga angsuran ini cukup ditanggung dari KUR. Itu kalau kita mau saling bantu. Dan kemudian beri kemudahan, aturannya jangan terlalu ribet," ucapnya.
Ketua UPJA Cahaya Tani Desa Sungai Pinang, Banyu Asin, Suratman, mengaku sangat senang dengan adanya program Taxi Alsintan ini. Melalui program ini, dirinya bisa memiliki alsintan dengan sistem KUR, sehingga sangat membantu petani yang tidak lama lagi akan adanya panen raya.
"Benar kata pak direktur (Andi Nur Alam Syah) dan kami ini semangat mendukung kegiatan Taxi Alsintan ini. Harapan kami pulang itu sudah bisa bawa alsintan," sebutnya. (*)