Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, dampak perubahan iklim di Indonesia menyasar wilayah Puncak Jaya Wijaya, Papua.
Direktur Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, dampaknya tidak bisa dipungkiri adalah bakal hilang atau mencairnya puncak gunung yang diselimuti es tersebut.
"Di mana, pada saat ini di permukaan Puncak Jaya itu sudah di atas titik beku sekira 5 derajat celcius. Jadi, sudah dapat dipastikan bahwa beberapa tahun akan datang, kita akan kehilangan wilayah yang kita kenal itu sebagai salju abadi," ujarnya dalam Kompas Talks bersama Greenpeace "Pentingnya Transisi Hijau untuk Mengatasi Krisis Iklim", Rabu (2/3/2022).
Baca juga: Hujan Salju Lebat di Jepang, 181 Penerbangan dari dan ke Bandara Haneda Tokyo Dibatalkan
Selain itu, dampak perubahan cuaca juga sudah dirasakan melalui adanya tren kenaikan dari curah hujan yang cukup ekstrim.
"Ini terjadi di banyak tempat, yang berdampak banjir dan lain sebagainya," kata Ardhasena.
Di sisi lain, sebagai kebalikan dampak perubahan iklim ini tidak hanya hujan berlebih saja, tapi pada satu saat bisa mengalami kekeringan ekstrem.
Baca juga: Minggu Pagi Bandara di New York Mulai Lanjutkan Aktivitas Penerbangan Setelah Dilanda Badai Salju
Jika terjadi, maka itu akan menimbulkan kebakaran hutan, di mana dampak lanjutannya adalah terhadap polusi dan kegiatan ekonomi karena transportasi dapat terhenti.
Ardhasena menambahkan, yang dilakukan BMKG untuk memitigasi perubahan iklim adalah mendukung berbagai macam kegiatan adaptasi pada sektor-sektor yang terdampak.
"Misalkan di pertanian, kesehatan, infrastruktur, sumber daya air, kehutanan, dan sebagainya. Lalu, satu aspek penting yaitu bagaimana BMKG mendukung kegiatan terkait dengan energi terbarukan," pungkasnya.