News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata di Papua

Sosok 2 Gembong Jenderal KKB Papua, Dalang Tewasnya 8 Karyawan PTT di Distrik Ilaga

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pimpinan KKB Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggen

TRIBUNNEWS.COM - Dua orang KKB Papua disebut-sebut bertanggung jawab atas meninggalnya delapan karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT).

Keduanya adalah Gen Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen, yang menjadi dalang penembakan di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Puncak, Papua, pada Rabu (2/3/2022) pukul 13.00 WIB.

Seperti diberitakan, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menerangkan, TPNPB di bawah Pimpinan Gen Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggungjawab atas penembakan 8 orang tersebut.

Baca juga: Kolonel Aqsha: 15 Anggota KKB Serang TNI di Beoga Papua, 1 Prajurit Terluka

Lantas siapakah sosok Gen Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen?

Inilah rangkuman sosok kedua tokoh berdasarkan kabar dari Grid.id dan Surya.co.id:

1. Goliath Tabuni 

Mengutip dari Surya.co.id, Goliath Tabuni adalah panglima tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat yang bermarkas di Tingginambut Puncak jaya Papua.

Pada awalnya Goliath Tabuni berjuang bersama Kelly Kwalik di Timika yang bermarkas di Kali Kabur.

Penyanderaan di Mapenduma terjadi saat Goliath masih menjadi anggota dari Kelik Kwalik. 

Selanjutnya dia pindah ke Puncakjaya memimpin pasukan dan mulai beraksi pada 2004 sampai saat ini.

Setelah Reformasi melalui TPN-OPM di Biak Markas Perwomi, Goliath Tabuni dipilih sebagai Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Goliath Tabuni Resmi dilantik menjadi pimpinan TPNPB di Markas Tingginambut 11 Desember 2012, ia bersumpah di hadapan dewan militer Papua sesuai sumpa janji militer TPNPB.

Di bawah Goliat Tabuni, masih ada sosok panglima Lekagak Telenggen yang ditunjuk sebagai pemimpin operasi.

Pasukan TNI-Polri yang memburu KKB di Papua menjuluki Goliath Tabuni sebagai sosok yang biadab sang pencabut nyawa warga sipil.

Goliath Tabuni dikenal gencar melawan militer Indonesia hingga menewaskan puluhan anggota TNI dan Polri di Puncakjaya, Papua.

Pimpinan KKB Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggeng

Tak hanya TNI dan Polri, Goliat Tabuni juga membunuh ratusan penduduk Papua yang tidak mendukung gerakan separatisme Operasi Papua Merdeka (OPM).

Dilansir dari GridHot, Goliat Tabuni pernah mengancam akan menembak mati orang asli Papua yang dinilai menjadi mata-mata TNI-Polri.

Goliath Tabuni mengeluarkan penyataan itu lantaran banyak orang asli Papua yang tak mau bergabung dengan mereka.

Gara-gara orang asli Papua memilih bergabung dengan Indonesia, banyak pentolan KKB Papua terbunuh oleh aparat.

Goliath Tabuni yang mempunyai NRP.7312.00.00.00 di TPNPB-OPM ini dalam pernyataan tersebut juga mengaku mempunyai daftar orang-orang asli Papua yang menjadi spionase TNI-Polri.

Maka jika ada orang asli Papua yang ditembak mati KKB Papua maka mereka menganggapnya sebagai mata-mata TNI-Polri.

Goliath Tabuni juga mengklaim mata-mata TNI-Polri itu menyamar sebagai guru, tenaga medis, PNS, pedagang, pedagang kaki lima, pedagang asongan, tukang ojek, sopir angkutan, sopir rental, penjual es keliling, penjual pakaian keliling, penjual tiket, penjual pulsa, konter HP, pendeta, majelis gereja, pengelola rumah makan, tukang bangunan, tenaga kerja project infrastruktur, jurnalis dan lain-lain.

Seorang anggota KKB Papua bagian dari Goliath Tabuni telah menembak mati lalu memutilasi warga sipil tak bersalah pada 2020 silam.

Yunus Sani, warga asli Papua yang berprofesi sebagai petani menjadi korban pembunuhan oleh KKB Papua dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Jumat (29/5/2020) silam.

Yunus ditembak mati KKB Papua di Jalan Trans Papua Magataga (perbatasan Kabupaten Intan jaya dan Kabupaten Paniai).

Seperti dilansir dari Kompas TV, pria berusia 40 tahun itu dibunuh dengan cara sadis.

Ia ditembak, lalu jasadnya dimutilasi dan dibungkus dalam sebuah karung.

Kapendam XVII Cendrawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto menyebut tindakan KKB Papua itu sangat biadab.

"KKB Papua OPM seakan menebar virus mencabut nyawa para warga asli Papua yang berada di bumi Papua, ini sangat biadab dan tentu tidak benar," kata Kolonel Cpl Eko Daryanto melalui keterangan resminya pada Sabtu (6/6/2020).

Seorang anggota TNI dari satuan Yonif 715/Matuliato bernama Letda Inf Rudi Sipayung tertembak saat kontak senjata dengan KKB Papua Goliat Tabuni.

Insiden baku tembak antara personel TNI dengan KKB itu terjadi di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pada Minggu (15/8/2021).

Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Detik-Detik Pasukan TNI Disergap Saat Patroli, KKB Langsung Menembak Letda Rudi Sipayung'

Danrem 173/PVB Matuliato, Brigjen TNI Iwan Setiawan, mengungkapkan kejadian itu terjadi ketika personel Yonif 715/Matuliato tengah berpatroli lalu disergap KKB di Distrik Gome.

Saat penyergapan tersebut, kata Iwan, KKB langsung melepaskan tembakan ke arah para personel TNI yang sedang berpatroli itu.

Karena serangan mendadak tersebut, salah satu personel TNI, Letda Inf Rudi Sipayung, mengalami luka tembak dalam kejadian itu.

"Memang benar terjadi kontak tembak di Gome hingga menyebabkan satu prajurit dari Yonif 715/Matuliato terluka tembak," kata Iwan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/8/2021).

Iwan mengungkapkan, pihak yang melakukan penyergapan terhadap personel TNI itu merupakan kelompok pimpinan Goliath Tabuni.

Mereka diketahui sudah bergeser dari Distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, ke Distrik Gome.

"Wilayah Gome (kini) dikuasai kelompok Goliat Tabuni," kata Iwan.

2. Lekagak Telenggen

Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini

Kabar dari Grid.id, Lekagak Telenggen pemimpin kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang menjadi buruan utama dari intelijen Kopassus. 

Nama Lekagak Telenggen belakangan ini terdengar semakin sering disebut. Maklum, perbuatan onarnya di kawasan Puncak Papua sudah sangat meresahkan. 

Baca juga: TPNPB di Bawah Pimpinan Gen Goliath Tabuni Bertanggung Jawab Atas Tewasnya 8 Karyawan PTT di Papua

Bahkan, setiap aksi Lekagak Telenggen dan gerombolan bersenjata api itu selalu merenggut nyawa warga setempat hingga jenderal bintang satu Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. 

Lekagak Telenggen membuat murka petinggi Kopassus usai menyatakan bertanggung jawab dalam peristiwa penembakan Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha. Akibatnya, jenderal bintang satu Kopassus gugur di medan laga. 

Peristiwa itu pula yang memicu pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan label teroris bagi KKB Papua. Penyematan label teroris ini tentu membawa dampak atas operasi penumpasan KKB di Tanah Papua. 

Beberapa waktu lalu, 3 pasukan elit TNI, yakni, Satgas Nanggala Kopassus, Yonif Raider 500/Sikatan Kodam V/Brawiijaya dan Satgas Pinang Sirih (Cakra) Kostrad berhasil menewaskan 2 anggota KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen. 

Ini profil Legakak Telenggen, pemimpin KKB Papua yang menjadi buruan utama Satgas Nanggala, pasukan intelijen tempur Kopassus yang memiliki kemampuan mumpuni dalam operasi senyap. 

Lekagak Telenggen selalu menyebut dirinya sebagai pemimpin operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) untuk seluruh Tanah Papua. 

Sebagai pemimpin operasi pasukan TPNPB OPM di seluruh Papua, Lekagak Telenggen mengklaim dirinya memiliki pangkat mayor jenderal.

Kiprah memang tampak menonjol belakangan ini setelah kiprah KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya meredup. 

Apalagi, Lekagak Telenggen secara terang-terangan menyatakan menembak jenderal Kopassus. 

Menurut Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, Lekagak Telenggen menjadi penggagas atas perbuatan onar KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.

"2018 itu semua kelompok yang ada di daerah Mulia (Puncak Jaya), Sinak (Puncak), mereka berkumpul di Ilaga untuk membangun rencana menuju PT Freeport, mereka berkumpul di sana, bukan menguasai Puncak," ujar Fakhiri, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/4/2021).

Saat itu, kata Fakhiri, pimpinan Lekagak Telenggen yang berasal dari Ilaga, lalu KKB pimpinan Sabinus Waker yang berasal dari Intan Jaya, bergabung menuju Tembagapura, Kabupaten Mimika, untuk menganggu operasional PT Freeport Indonesia.

Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen (tengah, pakai topi) terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.

Tapi, rencana KKB itu telah diketahui aparat keamanan yang kemudian membuat langkah antisipasi dengan melakukan penyekatan wilayah.

Hanya KKB pimpinan Jhony Botak yang berada di Kali Kopi, yang sempat berhasil masuk ke kawasan perkantoran PT Freeport.

Sementara kelompok dari luar Mimika berhasil dihalau.

Fakhiri mengatakan, kegagalan KKB Papua masuk ke Freeport yang kemudian membuat keamanan di Intan Jaya menjadi tidak kondusif.

Tahun 2019, Lekagak Tenggalen sempat menembak mati seorang prajurit Kopassus.

Ketika itu, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw memberikan keterangan, peristiwa baku tembak antara aparat keamanan dengan KKB Papua di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

"Distrik Sugapa tadi siang informasinya ada kontak (senjata) tapi sampai sekarang kita agak kesulitan juga karena satgas ini bergerak dengan cepat untuk mengatasi KKB," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (17/12/2019).

Ada 2 prajurit TNI terluka parah, yakni Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky.

Lekagak Telenggen, komandan operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) untuk seluruh Tanah Papua.

Informasi awal keduanya mengalami luka yang parah. Hingga akhirnya dikabarkan, keduanya telah meninggal dunia.

Dua anggota TNI itu tergabung dalam satgas penegakan hukum dan tercatat sebagai anggota Kopassus.

Di bulan April 2021, juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengeluarkan pernyataan yang disebarluaskan kepada media massa. 

KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen ikut bertanggung jawab atas penembakan tukang ojek di di Kampung Eromaga, Distrik Omkia, Kabupaten Puncak, Rabu (14/4/2021). 

"Yang bertanggung jawab atas penembakan tukang ojek di Eromaga adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TNPPB) sayap militer OPM,” ucap Juru Bicara OPM Sebby Sembon, diberitakan Tribunnews sebelumnya, Kamis (15/4/2021).

"Yang bertanggung jawab atas pasukan TPNPB di wilayah Puncak adalah Militer Murib, Lekagak Telenggen, Penny Murib," lanjutnya. 

Dengan sederet kejahatan yang sudah sangat meresahkan, operasi Satgas Nemangkawi meningkat untuk wilayah Kabupaten Puncak. 

Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.

Dari hasil operasi itu, 3 pasukan elit TNI, yakni, Satgas Nanggala Kopassus, Yonif Raider 500/Sikatan Kodam V/Brawiijaya dan Satgas Pinang Sirih (Cakra) Kostrad berhasil menewaskan 2 anggota KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen. 

Setelah anggotanya ditembak mati Kopassus, pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) buka suara.

Kelompok separatis yang sudah dilabeli teroris ini mengakui seorang anggotanya tewas tertembak dalam baku tembak di Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (13/5/2021).

Anggota TPNPB OPM atas nama Edis Waker itu dipastikan tewas tertembak melalui pernyataan resmi Lekagak Telenggen yang disebut sebagai penanggungjawab (perang) sekaligus Komandan Operasi Umum TPNPB OPM berpangkat Mayor Jenderal.

“Markas Pusat TPNPB-OPM telah terima laporan dan mengumumkan duka nasional bagi bangsa Papua. Seorang prajurit terbaik telah gugur. Hormat kepada almarhum Edis Waker,” katanya dalam pernyataan yang dirilis Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, Sabtu (15/5/2021).

Anggota OPM atau KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.

Kini, pasukan TNI dan Polri telah memetakan kekuatan KKB Lekagak Telenggen. Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan kekuatan KKB mencapai 150 orang yang aktif.

Angka itu belum termasuk simpatisannya.

"Dari enam kelompok yang sedang berkumpul di Ilaga, yang aktif sekitar 150 orang, tetapi kalau dengan peserta cukup besar," katanya.

Sementara itu Fakhiri mengatakan dari 150 anggota KKB ada sekitar 70 orang membawa senjata api.

Fakhiri melaporkan KKB yang bersatu berasal dari Puncak Jaya, Pilia (Jayawijaya), Sugapa (Intan Jaya), Paniai, Kuyawage, dan Lanny Jaya.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Dennis Destryawan/Surya.co.id/Grid.id)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini