TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengungkapkan, sejarah telah mencatat keberadaan air power (kekuatan udara) dalam berbagai palagan operasi senantiasa menjadi game changer.
Selain itu, kata dia, kekuatan udara juga memberikan posisi menguntungkan bagi pihak yang dapat memanfaatkan kekuatan tersebut secara optimal.
Hingga kini, kata dia, air power masih menjadi kekuatan yang menentukan dan terus berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi dirgantara yang sangat pesat.
Baca juga: TNI AU Luncurkan Patriot Biru, Ditargetkan Jadi Jurnal Internasional pada 2024
Baca juga: KSAL Pastikan Konflik Rusia dan Ukraina Tak Pengaruhi Operasional Alutsista TNI AL
Menurutnya hal tersebut tidak lain karena peranan penting yang dimilikinya untuk meraih keunggulan dalam berbagai spektrum peperangan khususnya perang modern.
Selaras dengan hal tersebut, lanjut dia, maka Angkatan Udara sebagai perwujudan dari air power lahir dan senantiasa berkembang seiring tumbuhnya ide revolusioner dan kajian keilmuan diikuti pengembangan konsep operasi untuk mengoptimalkan kemampuan kekuatan udara tersebut di medan pertempuran.
Berangkat dari hal tersebut, kata dia, dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan operasi militer merupakan dua aspek dinamis yang saling bergantung.
Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Tol JORR Jatiwarna Libatkan 2 Truk dan 1 Mobil Dinas TNI
Baca juga: Bunuh, Rudapaksa dan Curi Dompet Pujaan Hati, Pekerja Serabutan Terancam 20 Tahun Penjara
Di sisi lain, lanjut dia, cita-cita untuk mewujudkan angkatan udara yang disegani juga membutuhkan kehadiran organisasi yang efektif, efisien, dan adaptif agar mampu terus berinovasi tanpa henti dalam menjawab tantangan global.
Untuk itulah, kata Fadjar, dibutuhkan berbagai masukan konstruktif baik berupa konsepsi strategis maupun kajian komprehensif dari seluruh sektor.
Hal tersebut diungkapkannya saat Launching Jurnal TNI AU "Patriot Biru" yang disiarkan di kanal Youtube Airmen TV TNI AU pada Senin (7/3/2022).
"Saya juga perlu mengingatkan satu hal yang sangat fundamental bahwa tantangan masa depan tidak cukup dihadapi dengan akuisisi alutsista modern saja. Lebih dari itu kita juga memerlukan formulasi manajemen organisasi serta pendayagunaan sumber daya manusia secara tepat," kata Fadjar.
Selain itu Fadjar juga mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo dalam Rapim TNI minggu lalu bahwa TNI dan Polri juga harus menyiapkan sumber daya manusia seperti talent digital untuk menghadapi era disrupsi dan tantangan global yang semakin kompleks di masa depan.
Karena pada akhirnya, lanjut dia, tidak peduli secanggih apapun alutsista yang kita miliki, namun unsur manusia jugalah yang menjadi faktor penentu keberhasilan tugas.
Ia juga menekankan bahwa hal itu berlaku untuk semua matra dan khususnya bagi TNI Angkatan Udara.
Dengan demikian, kata dia, organisasi Angkatan Udara sebagai salah satu domain yang paling menentukan harus mampu menyiapkan SDM nya secara mumpuni, dan secara terus menerus juga harus terus mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi matra udara.
"Sehingga akhirnya mampu mengimbangi kemajuan zaman secara proporsional," kata Fadjar.