TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong pelaku usaha bidang peternakan untuk bersama-sama memperkuat produksi guna penyiapan ketersediaan pangan dan meningkatkan ekspor.
Hal tersebut disampaikan saat menyaksikan Penandatangan Naskah Kerja Sama Program Super Prioritas pada Rapat Koordinasi Teknis Nasional (Rakorteknas) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, di Tangerang, Selasa (08/03/2022).
“Kita semua tahu ketersediaan pangan kita cukup, namun kita perlu menunjukkan dimana keberadaan sentra-sentra produksi kita, sehingga masyarakat mudah mengaksesnya,” kata Mentan SYL.
“Saya berharap kepada pelaku usaha agar bekerja sama untuk meningkatkan produksi dan ekspor komoditas peternakan,” ucapnya menambahkan.
Lebih lanjut Mentan SYL, dalam konteks penguatan produksi pangan, sekaligus mendorong peningkatan nilai tambah dan daya saing produk.
Maka pada tahun 2022 Kementan melanjutkan Program Super Prioritas Pertanian pengembangan kawasan berbasis Korporasi Petani, dengan meningkatkan investasi di sektor pertanian baik pada sisi hulu maupun hilir.
“Saya minta ekspor kita diperbanyak, Agustus ada Merdeka Ekspor. Petakan daerah yang berpotensi, pergunakan KUR. Negara ini cukup tinggal memerlukan kebersamaan semua pihak," kata Mentan SYL.
Seperti diketahui ekspor kumulatif sektor pertanian tahun 2021 mencapai Rp. 625,04 triliun atau meningkat 38,69% dibandingkan tahun 2020.
“Kami memberikan apresiasi atas capaian peningkatan ekspor sektor pertanian yang menunjukkan kinerja yang menggembirakan,”ucap Mentan.
Ia menjelaskan bahwa untuk merealisasikan target ekspor tersebut dibutuhkan sinergitas dengan semua pihak.
“Saya meminta Ditjen PKH agar segera mengimplementasikan Programnya, yaitu (1). Pengembangan sapi model Tapos; (2). Korporasi kambing/domba; dan (3). Pengembangan sarang Burung Walet (SBW) terintegrasi,” tutur Mentan SYL.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menyampaikan, Program Pengembangan Sapi Model Tapos, merupakan investasi pelaku usaha, yang dalam pengembangannya akan disinergikan dengan kewenangan, kebijakan, program pemerintah (APBN) dan Skim Pembiayaan lainnya (KUR).
Terkait pengembangan Sarang Burung Walet, di tahun 2022 kegiatan akan difokuskan pada intervensi terkait pengolahan dan pemasaran di provinsi Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.
Sedangkan, untuk Desa Korporasi Kambing/Domba, Nasrullah mengatakan program ini merupakan investasi pelaku usaha (masyarakat atau swasta).
“Maka nantinya akan didukung oleh pemerintah pusat dan daerah, melalui fasilitasi KUR dan juga untuk mendapat kemudahan dalam ekspor, sekaligus diharapkan dapat untuk menumbuh kembangkan mitra potensial disekitarnya dalam pengembang usaha yang saling menguntungkan,” tutur Nasrullah.
“Kami akan mengimplementasikan Pengembangan Korporasi Kambing dan Domba ini di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Kalimantan Utara, dan Nusa Tenggara Barat,” jelas dia.
Dalam kegiatan Raktorteknas ini, dilakukan Penandatanganan Naskah Kerjasama Program Super Prioritas Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dilaksanakan oleh 21 (Dua Puluh Satu) Pelaku Usaha untuk komoditas sapi, kambing dan domba, serta walet. Hal ini sebagai wujud Sinergi dan Komitmen dalam pencapaian target pembangunan peternakan dan kesehatan hewan nasional.
Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan secara simbolis dengan diwakili oleh delapan pelaku usaha. Adapun beberapa pelaku usaha yang melakukan penandatanganan adalah PT. Asia Beef Bio Farm Indonesia dan PT Sulung Ranch, sebagai perwakilan kerja sama yang mendukung Program Program Pengembangan Sapi Berbasis Integrasi Sapi-Sawit dan Padang Penggembalaan.
Kemudian, Bulungan Mandiri Farm dan PT Agro Investama sebagai perwakilan kerja sama yang mendukung Program Pengembangan Korporasi Kambing Domba. Serta Pemda Kabupaten Minahasa Selatan, dan CV. Ading Walet sebagai perwakilan kerjasama yang mendukung Program Pengembangan Sarang Burung Walet.
Selain penandatanganan antara pemerintah dengan pelaku usaha, pada acara ini juga dilakukan penandatanganan Pengembangan Kerja Sama Investasi di Bidang Peternakan antara PT Baladna Food Industries (Qatar Q.P.S.C) dengan PT Berdikari senilai USD 500 juta, dan penandatanganan kerja sama dengan perbankan untuk fasilitasi pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan PT BNI. (*)