Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Studi Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan situasi pekerja perempuan di sektor perkebunan sawit dan perikanan amat mencekam.
Kata Anies, banyak riset maupun investigasi yang memperlihatkan kondisi tidak layak pekerja perempuan di dua sektor tersebut.
Hal itu ia sampaikan dalam diskusi daring 'Peringatan Hari Perempuan Internasional: Wajah Pekerja Perempuan di Perkebunan Sawit dan Perikanan', Kamis (10/3/2022).
"Situasi perempuan di kedua sektor itu mencekam, horor banget. Banyak sekali riset, investigasi, yang memperlihatkan kondisi sangat tidak layak pekerja perempuan di kedua sektor itu. Lahir batin mereka alami diskriminasi, ketidakadilan, kerja tidak layak," kata Anis.
Namun, hasil investasi dan riset tersebut kata Anis tidak diimbangi dengan upaya pemerintah atau pihak terkait untuk menindaklanjutinya.
Respons pemerintah dinilai masih terlihat lamban.
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan Harus Berani Bersuara
"Tapi menurut saya upaya dan respons pemerintah itu kok nampaknya agak lambat," ucapnya.
Ia menjelaskan pekerja perempuan di dua sektor ini dilingkupi dengan ancaman kesehatan, hak yang tidak diperoleh, hingga kekerasan seksual.
Baca juga: Gandeng Komisi Nasional Disabilitas, PNM Bantu Berdayakan Perempuan Indonesia
"Soal hak yang mestinya melekat tidak ada, kemudian ancaman kesehatan, tidak hanya soal paru-paru, juga kerusakan alat reproduksi perempuan, tapi juga kekerasan seksual itu luar biasa terjadi terutama di perkebunan sawit. Perikanan mungkin juga," kata Anis.