Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-39 tahun 2022 diselenggarakan dengan mengusung tema ‘Rimbawan Menjaga Lingkungan, Mendukung Sukses Presidensi G20 Indonesia’.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan tema ini mengandung makna reflektif atau evaluasi atas apa yang telah dilakukan LHK sebagai Rimbawan.
“Ini sekaligus komitmen untuk memberi kontribusi dalam mendukung suksesnya Presidensi Indonesia dalam G20 tahun 2022,” kata Menteri Siti di Plaza Manggala Wanabakti, Rabu(16/3/2022).
Menurut dia, aliran kerja (workstreams) G20 berlangsung melalui dual-track (Finance track and Sherpa Track).
Dalam sherpa track akan terdiri 11 working groups (KLHK bergabung di Environment and Climate Sustainability) dan 10 engagement groups yaitu Bisnis (B20), Wanita (W20), Generasi Muda (Y20), dan lain-lain.
Working group akan bertemu mendiskusikan dan memberikan rekomendasi bagi para pemimpin G20 terkait agenda dan prioritas G20.
Baca juga: KLHK: Sampah Plastik di Laut Indonesia 6,8 Juta Ton Per Tahun
Siti mengajak rimbawan memberikan kontribusi pemikiran ataupun kegiatan nyata di lapangan, di masing-masing area of interest atau responsibility, untuk menyukseskan Presidensi G20 Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti menyampaikan langkah maju dari sektor Hutan dan Penggunaan Lahan lainnya (Forest and Other Land Use/FOLU).
Siti Nurbaya telah mengeluarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 168 Tahun 2022 tentang FOLU Net Sink 2030 untuk pengendalian perubahan iklim.
Keputusan Menteri ini ditandatangani pada tanggal 24 Februari 2022.
Siti mengatakan keluarnya Keputusan Menteri No.168 tahun 2022 menunjukkan keseriusan pemerintah yang mengusung konsep 'Indonesia FOLU Net Sink 2030'.
Baca juga: KLHK Bersih-bersih Pantai: 80 Persen Sampah Berasal dari Daratan
Menurutnya konsep ini sebagai sebuah pendekatan dan strategi dimana pada tahun 2030, tingkat serapan emisi sektor FOLU ditargetkan sudah berimbang atau lebih tinggi dari pada tingkat emisinya (Net Sink).
“Sektor FOLU ditargetkan dapat menurunkan hampir 60% dari total target penurunan emisi nasional,” ujarnya.
Selanjutnya, setelah 2030 Sektor FOLU ditargetkan sudah dapat menyerap GRK bersamaan dengan kegiatan penurunan emisi GRK dari aktivitas transisi energi atau dekarbonisasi serta kegiatan eksplorasi sektor lainnya.
“Tidak terkecuali sektor pertanian, untuk mencapai netral karbon/net-zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat,” kata Siti.