News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Minyak Goreng

Ekonom UI Fithra Faisal Beri Solusi untuk Kontrol Mafia Minyak Goreng

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja saat mengecek jerigen berisi minyak goreng curah di agen minyak goreng curah Pasar Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (24/2/2022). Pantauan Tribunnews.com dilapangan terlihat kesibukan para pekerja saat mengisi minyak goreng curah kedalam jerigen dan ada pula yang menurunkan beberapa jerigen berisi minyak goreng untuk dapat didistribusikan kepada warga yang sedang mencari minyak goreng ditengah kelangkaan di beberapa pasar tradisional. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM - Ekonom Universitas Indonesia (UI) sekaligus eks juru bicara Kementrian Perdagangan (Kemendag) Fithra Faisal Hastiadi menjelaskan strategi untuk mengontrol mafia minyak goreng. 

Menurutnya, mafia dan spekulan minyak goreng harus dikontrol dengan konsolidasi yang signifikan. 

Ia juga mengatakan mafia tidak bisa dikontrol dengan waktu yang singkat. 

Sehingga perlu ada solusi ad hoc tetapi bukan dengan strategi subsidi minyak goreng.

Fithra Faisal Hastiadi, mantan juru bicara Kementerian Perdagangan secara resmi ditunjuk sebagai komisaris PT Infradigital Nusantara hari ini, Jumat (03/12/2021). (Tribunnews.com/ Eko Sutriyanto)

"Mafia itu akan selalu ada ya dimanapun dan sudah terjadi sekian lama, kita bisa saja kontrol tetapi harus ada konsolidasi yang cukup signifikan."

"Kita bicara distribusi ini jangka menengah dan panjang, saya bilang ada diskoneksi yang terpolusi dengan produsen CPO (minyak sawit) harus dituntaskan."

"tapi tidak bisa dengan segera, maka harus ada solusi ad hoc tetapi bukan dengan subsidi," kata Fithra, dikutip dari kanal YouTube TvOneNews, Jumat (18/3/2022). 

Baca juga: Eks Jubir Kemendag Sebut Subsidi Migor Dianggap Strategi Purba

Baca juga: KSP: Stok Minyak Goreng Aman, Masyarakat Jangan Panik dan Tidak Perlu Khawatir

Lebih lanjut Fithra mengatakan subsidi minyak goreng adalah startegi purba di era digital. 

Lantaran resiko kegagalan dari strategi tersebut dinilai sangat tinggi. 

"Saya sudah bilang subsidi ini adalah kebijakan purba di era digital,mahasiswa semester satu kalau kita bicara subsidi, ini adalah kebijakan yang secara empiris yang sering gagalnya," jelasnya

"Apalagi startegi subsidi ini tidak bisa dikontrol polusinya," tandasnya.

Baca juga: Polda Jatim Awasi Distribusi Minyak Goreng dari Produsen hingga ke Distributor

Alih-alih memberikan subsidi yang menurutnya tidak jelas dan pasti gagal, fithra memberi solusi berupa impor dengan melihat arbitrage (praktik memperoleh keuntungan dari perbedaan harga yang terjadi di antara dua pasar keuangan).

Sehingga pemerintah bisa membentuk dan memiliki kuasa supply yang pada akhirnya akan menipiskan harga minyak goreng. 

"Karenanya dalam international economics ada namanya arbitrase, ketika kita bicara arbitrase kita bisa mengimpor yang ada disitu."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini