News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital, Ini Kemampuan yang Diperlukan untuk Asah Skill

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara diskusi virtual Tokopedia NextGen, program inkubasi bagi para pelajar Indonesia untuk lebih memahami dunia digital guna mencapai pemerataan pengetahuan melalui teknologi

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini anak muda sangat dimudahkan oleh hadirnya platform pelatihan untuk meningkatkan skill mereka agar lebih bisa bersaing di dunia kerja. Tinggal googling, informasi tersebut akan mudah didapatkan.

Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030. Karenanya peluang untuk pekerjaan di dunia kreatif yang membutuhkan talenta digital sangat terbuka lebar di masa datang.

"Itu saat kita sekarang ketika kita masih banyak ditopang teknologi 4G. Kalau kita sudah memasuki 5G peluang itu akan lebih terbuka lagi," ungkap Iradat Wirid, Community Outreach Publications & Social Media Manager The Center for Digital Society, saat menjadi pembicara acara diskusi virtual Tokopedia NextGen, program inkubasi bagi para pelajar Indonesia untuk lebih memahami dunia digital guna mencapai pemerataan pengetahuan melalui teknologi, baru-baru ini di Jakarta.

Baca juga: Qatar Bersiap Luncurkan Mata Uang Digital dan Lisensi Bank Digital

Namun Iradat mengingatkan, persaingan kerja di dunia digital tidak hanya antar sesama talenta digital di Indonesia saja, tapi juga dengan talenta digital dari luar negeri.

"Itu jadi tantangan kita. Pada 9-10 tahun lalu kita tidak pernah berpikir ada pekerjaan researcher dan analis seperti yang sekarang ada," ujarnya.

Dia menilai, kemampuan talenta digital Indonesia sangat bagus tapi masih lemah untuk keterampilan soft skill.

"Untuk keterampilan soft skill perlu ditingkatkan lagi antara lain seperti kemampuan berorganisasi dan kemampuan manajerial ketika berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya," tuturnya.

Baca juga: BRI Kembangkan Talenta dan Artificial Intelligence untuk Dukung Isu Digitalisasi di G20

Staf Khusus Menteri Bidang Digital dan SDM/Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Dedy Permadi, Ph.D menyatakan, dukungan terhadap pengenalan industri teknologi sejak dini tentunya akan melahirkan generasi yang tangguh menghadapi persaingan di era digital.

Karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini guna mempercepat transformasi digital di Indonesia.

Dalam acara yang mengangkat tema Serba-Serbi Dunia Manajemen Produk dan Desain Produk kali ini, para pembicara juga membagikan tips berkarir di dunia teknologi khususnya di bidang pengembangan dan desain produk.

Product Design Lead Tokopedia, Adze Ganesha menjelaskan, perlunya mempelajari keterampilan dasarnya dulu.

“Sebagai seorang desainer produk, salah satu keterampilan terpenting adalah memahami kebutuhan pengguna. Bisa menempatkan diri pada posisi pengguna menjadi penting saat kita membangun produk yang ditujukan untuk mereka,” ungkapnya.

Baca juga: Resmi Hadir di Sumatra, Kampus UMKM Shopee Kembangkan Skill Digital Pelaku UMKM Kota Medan

Lead Product Manager Tokopedia, Priscilla Rasmana menambahkan, kemampuan berpikir analitis dalam memproses data menjadi salah satu keterampilan dasar yang perlu dimiliki untuk mereka yang tertarik menjadi seorang manajer produk.

Selain itu, juga perlu memperluas pengetahuan yang sudah dikuasai.

“Perbanyak membaca. Misalnya, belajar tentang ilmu perilaku, atau industri dan produk yang menarik bagi kita, karena inovasi seringkali datang ketika kita bisa mengombinasikan keahlian dan pengetahuan yang dimiliki,” saran Senior UX Researcher Tokopedia, Michael Kendro.

Kemampuan lainnya yang juga perlu dikuasai adalah kemampuan berkolaborasi. Ketika mengembangkan sebuah produk, ada banyak pihak yang akan terlibat.

“Kita perlu punya keterampilan berkolaborasi, bagaimana kita dapat bekerja sama serta membuat keputusan yang saling menguntungkan dan menghasilkan produk yang menjawab kebutuhan konsumen,” ujar Adze.

Selain itu, kemampuan berkomunikasi juga perlu terus diasah. Sebagai manajer produk, desainer produk maupun periset, kemampuan berkomunikasi menjadi keahlian yang harus dimiliki.

“Keterampilan berkomunikasi sesuai dengan target audiens sangat penting agar kita bisa menyampaikan ide-ide kita sehingga orang lain dapat memahaminya dan ide-ide tersebut bisa menjadi realita,” ungkap Priscillia.

Michael menambahkan, agar mendapatkan pemahaman menyeluruh terkait kebutuhan pengguna, sebagai UX researcher penting untuk bisa berkomunikasi dengan responden saat melakukan kunjungan dan melakukan observasi terhadap lingkungan sekitarnya.

Tak ketinggalan kesediaan diri untuk bergabung ke komunitas dan mengikuti pelatihan juga diperlukan agar dapat memahami konteks dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja berikut cara menerapkannya.

"Pelajar dapat mengasah keterampilannya melalui beragam kegiatan seperti kursus, magang, kompetisi, lokakarya, bergabung dengan komunitas dan ikut pelatihan seperti Tokopedia Academy,” ungkap Michael.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini