TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Palang Merah Indonesia (PMI) menutup operasi PMI pada penanganan bencana Gempa NTB, Gempa & Likuifaksi Sulteng dan Gempa-Tsunami Selat Sunda pada Senin (21/3/2022).
Wakil Ketua Umum PMI, Ginandjar Kartasasmita mengatakan PMI bersyukur bisa bersama-sama menangani dengan baik 3 bencana besar yang terjadi dalam rentang waktu 2018 hingga 2022 tersebut.
Sedikitnya 400 unit fasilitas publik dibangun Palang Merah Indonesia (PMI) dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) bekerja sama dengan Mitra Gerakan serta pihak swasta.
"Jadi pada hari ini kita hentikan operasionalnya. Hal-hal yang masih perlu kita selesaikan, kita akan selesaikan. Tapi secara substansi (operasional) sudah selesai," kata Ginandjar saat konferensi pers di Markas Pusat PMI, Jakarta Selatan.
Sejumlah fasilitas publik yang dibangun selama masa tanggap darurat hingga pemulihan tersebut selanjutnya diserahkan pengelolaannya ke masyarakat serta pemerintah daerah.
Waketum PMI juga berterima kasih kepada 2.611 relawan yang telah membantu dalam operasi tanggap darurat hingga pemulihan di wilayah tersebut.
Selain melibatkan relawan, operasi kemanusiaan tersebut juga sukses berkat dukungan Mitra Gerakan dari dalam dan luar negeri.
Baca juga: Dunia Usaha Salurkan 500 Health Kit ke PMI untuk Tangani Penyebaran Omicron
Tercatat, ada lebih dari 34 Mitra Gerakan internasional serta lebih dari 100 donatur individual, komunitas hingga perusahaan yang mendukung operasi kemanusiaan tersebut.
"Kita bersyukur bahwa PMI Pusat maupun daerah bisa bersama-sama menangani dengan bantuan dari relawan. Baik bantuan dana, relawan, peralatan, bahan-bahan, organisasi dan manajemen, yang mana kita saat itu agak kewalahan juga," ujarnya.
Jan Gelfand selaku Kepala Delegasi IFRC untuk Indonesia dan Timor Leste mengatakan melalui operasi banyak sekali pencapaian yang luar biasa.
Selama 3 tahun lebih masa pemulihan, PMI bersama dengan IFRC dan Mitra Gerakan telah membangun 10 fasilitas kesehatan, 6 rumah ibadah, serta 6 markas PMI daerah terdampak bencana.
PMI juga membangun 143 fasilitas kebersihan serta sumur bor di NTB, Sulawesi Tengah, dan Lampung-Banten. Selain itu, sedikitnya 50,5 kilometer pipa air yang rusak akibat bencana telah diperbaiki.
Termasuk menyalurkan bantuan tunai untuk penyintas bencana NTB, Sulawesi Tengah, dan Lampung-Banten.
Bantuan senilai Rp111 miliar lebih tersebut diberikan untuk memulihkan mata pencaharian penyintas bencana.
Penerima bantuan ini tercatat mencapai 30 ribu keluarga.
"Kontribusi bersama dengan PMI serta Mitra Gerakan yang dimulai saat masa tanggap darurat hingga pemulihan serta upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat menunjukkan kekuatan sebuah kolaborasi serta menjadi bagian dari IFRC,” kata Gelfand.