TRIBUNNEWS.COM - Sosok pawang hujan yang beraksi di ajang MotoGP Mandalika, Lombok, NTB, Minggu (20/3/2022) masih menjadi perbincangan masyarakat.
Diketahui, pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari atau Raden Rara disorot kamera dan disiarkan di seluruh dunia saat "tampil" melakukan aksinya.
Aksi pawang hujan di MotoGP Mandalika itu pun mendapat respons beragam, baik pro maupun kontra.
Pengamat media sosial dari Komunikonten dan CEO Global Influencer School, Hariqo Satria, menilai dipertontonkannya pawang hujan justru memberi keuntungan bagi Indonesia.
Pembalap MotoGP, Fabio Quartararo, bahkan tersedot perhatiannya dan menirukan aksi pawang hujan, yang kemudian videonya viral.
Bahkan akun resmi @MotoGP juga memberi perhatian khusus terhadap pawang hujan tersebut.
Baca juga: Iko Uwais Bangga Pawang Hujan Indonesia Go Internasional
"Mempertontonkan cara pawang hujan bekerja jelas bagian dari strategi promosi, ini adalah seni mengubah krisis menjadi peluang, mengapa?"
"Sebab Indonesia akan rugi, jika setelah MotoGP, warga dunia hanya membicarakan Miguel Oliveira, Marc Marquez, Quantararo, dll," ungkap Hariqo, Selasa (22/3/2022).
Menurut Hariqo, harus ada kejadian yang membuat warga dunia juga membicarakan Indonesia, mengetik kata "Indonesia" di mesin pencari, atau penasaran dengan warna cawan yang mirip minyak goreng.
"Panggung ini diperankan dengan baik oleh seorang anggota tim pawang hujan, Rara Istiani Wulandari dan staf hotel bernama Risman," ujar Hariqo.
Baca juga: Ini Sosok Risman, Pria yang Disebut Juara MotoGP Mandalika Miguel Oliveira Sebelum Naik Podium
Hariqo mengungkapkan, di era digital seperti saat ini, diplomat bukan saja yang berdasi.
"Tapi dukun, staf hotel juga bisa jadi diplomat yang membuat orang tertarik untuk berkunjung ke Lombok dan wilayah Indonesia lainnya," ungkapnya.
"Dalam konteks lain, Novelis Andrea Hirata juga sukses melakukannya setelah bertahun-tahun pemerintah 'bingung' mempromosikan sebuah potongan surga bernama Bangka Belitung," ungkapnya.
Diketahui, novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang kemudian difilmkan dapat menjadi promosi untuk Bangka Belitung.