News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terorisme

Hingga Maret 2022, Densus 88 Antiteror Mabes Polri Tangkap 56 Teroris

Penulis: Reza Deni
Editor: Srihandriatmo Malau
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Hingga Maret 2022, Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Mabes Polri telah menangkap sebanyak 56 anggota jaringan terorisme.

Hal itu disampaikan Kepala Detasemen Khusus 88 (Kadensus 88) Antiteror Mabes Polri Irjen Marthinus Hukom seusai RDP dengan Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).

Awalnya, Marthinus menjelaskan soal capaian Densus 88 sejak 2020 yang mana telah berhasil menangkap 232 orang dengan kejadian teror yang menonjol sebanyak 13 kejadian.

"Lalu kemudian pada tahun 2021 Densus berhasil menangkap 370, tapi kejadian menurun menjadi 6 kejadian."

"Per Maret 2022 densus sudah menangkap 56 personel anggota jaringan teroris," kata Marthinus.

Berdasarkan paparan tersebut, Marthinus mengatakan secara kuantitatif terjadi peningkatan penangkapan dalam rentang 3 tahun terakhir, meski 2022 masih terus berlangsung.

"Artinya sel-sel terorisme ini tetap aktif. Kami upaya melakukan pencegahan atau preemtif strike dengan menangkap yang sudah memiliki bukti-bukti yang cukup," kata dia

"Sehingga pada tahun 2021 itu penangkapan itu menurunkan tingkat attack atau kejadian terorisme. Namun dengan penangkapan begitu banyak, itu berindikasi bahwa terorisme itu masih ada," kata Marthinus.

Sebelumnya, Komisi III DPR RI menggelar rapat dengar pendapat (RDP).bersama Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Irjen Marthinus Hukom dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Diketahui, RDP tersebut berlangsung secara tertutup, karena membahas pelbagai hal, termasuk proses-proses terkait pemberantasan terorisme yang sedang berlanjut.

Awalnya Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto menanyakan kepada Kadensus 88 dan pihak BNPT apakah rapat tersebut dinyatakan terbuka atau tertutup.

"Mengingat materi-materi yang kami paparkan berhubungan dengan informasi-informasi intelijen, dan banyak juga yang sedang on going proses penyidikan, sehingga kami harapkan rapat lebih bagusnya tertutup," kata Marthinus menjawab pertanyaan Bambang, di Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Senin (21/3/2022).

Hal yang sama juga dikatakan Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Ibnu Suhaendra.

Bambang pun menyepakati rapat tersebut dilakukan secara tertutup, tetapi dengan catatan tetap menyampaikan hasil rapat yang telah disaring kepada publik.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini