TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat tetap berupaya mencegah penularan ketika beraktivitas maupun beribadah selama bulan puasa, terlebih, menjelang hari raya Idulfitri dengan tradisi mudik lebaran.
Menurutnya masih ada potensi kenaikan kasus seiring meningkatnya mobilitas dan kegiatan masyarakat.
"Kita harus semaksimal mungkin menekan penularan, terlebih kita telah memasuki transisi kegiatan masyarakat yang produktif aman Covid-19," kata Wiku dalam Keterangan Pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, (29/3/2022).
Baca juga: Catat, Harga Sejumlah Komoditas Pangan Naik Jelang Ramadan, Warga Diminta Tak Panic Buying
Menurut Wiku terdapat 3 indikator yang perlu terus dipantau untuk mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19.
Di antaranya yakni menekan angka reproduksi virus (Rt), menurunkan positivity rate di saat angka testing ditingkatkan, dan senantiasa meningkatkan vaksinasi.
Indikator pertama angka Rt ialah pengukuran epidemiologis yang menggambarkan potensi penularan virus di tengah masyarakat.
Ia mengatakan angka Rt senantiasa harus ditekan hingga dibawah 1 dengan tidak memberi celah penularan sekecil mungkin.
Baca juga: Ramadan Tetap Patuhi Prokes: Boleh Bukber, Dilarang Ngobrol hingga Ceramah Maksimal 15 Menit
Lalu, indikator kedua, positivity rate dan testing. Saat ini, positivity rate mingguan nasional sebesar 5,20 persen, menurun dari minggu sebelumnya 8,81 persen.
Bahkan, angka saat ini telah turut drastis jika dibandingkan puncak Omicron mencapai 17 persen.
Sayangnya, terjadi penurunan jumlah orang yang diperiksa baik dengan PCR maupun antigen.
Di minggu ini, totalnya 700 ribu, terdiri PCR 185 ribu dan Antigen 517 ribu.
Terbilang rendah jika dibandingkan pada puncak Omicron lalu mencapai 2 juta orang terdiri 650 ribu PCR dan 1,4 juta antigen.
"Meskipun antigen ataupun PCR tidak lagi menjadi syarat perjalanan, namun testing tetap penting dilakukan terutama ketika bergejala maupun berkontak erat dengan orang positif Covid-19. Sehingga, meningkatnya angka testing akan mengantisipasi orang positif yang tidak teridentifikasi di tengah-tengah masyarakat," katanya.
Baca juga: Stok Vaksin di Kota Bekasi Terbatas, Apa Kabar Vaksinasi Booster di Kota Patriot ?
Selanjutnya, indikator terakhir ialah vaksinasi. Cakupannya, dosis 1 nasional telah mencapai 72 persen populasi, dengan dosis 2 mencapai 58 persen populasi dan vaksin booster mencapai 7 persen populasi.
Untuk total target 21,5 juta lansia, dosis 1 telah mencapai 79 persen dari lansia, dosis 2 mencapai 60 persen dan booster mencapai 10 persen dari lansia.
"Untuk dosis 2 dan vaksin booster harusnya terus ditingkatkan lagi cakupannya. Secara nasional, setidaknya 70 persen untuk dosis 2 dan vaksin booster harus ditingkatkan pada populasi rentan dan lansia, terutama pada provinsi-provinsi yang menjadi tujuan mudik seperti Pulau Jawa," katanya.