Laporan Wartawan Tribunnews.com, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Panja Pengawasan Vaksin Komisi IX DPR-RI, Nur Nadlifah mempertanyakan kemampuan kapasitas produksi vaksin yang dimiliki oleh PT Biofarma.
"Terkait dengan stok vaksin Sinovac, sebenarnya berapa kemampuan Bio farma untuk memproduksi vaksin sinovac," kata Nadlifah saat Rapat Panja Pengawasan Vaksin dengan Biofarma dan BPOM RI, Rabu (6/4/2022).
Kata Nadlifah, Biofarma pada tahun 2021 mampu memproduksi vaksin Sinovac yang telah mendapatkan fatwa Halal oleh MUI.
Sedangkan program vaksinasi lanjutan (booster), vaksin sinovac tidak termasuk dalam jenis vaksin yang disediakan oleh pemerintah.
Karena kata Nadlifah, ketika ditanya ke Kemenkes, alasannya produksinya terbatas. Vaksin Sinovac hanya diperuntukkan untuk vaksinasi anak-anak usia 6-11 tahun.
"Kenapa produksinya tidak ditambah? Sehingga booster ini ada pilihan vaksin halalnya," kata Anggota Fraksi PKB ini mengingatkan.
Baca juga: Upaya YKMI Terkait Vaksin Booster Memasuki Babak Baru
Dia pun menjelaskan karena kondisinya saat ini sudah berbeda ketika gelombang varian delta tahun kemarin.
Karena kondisi darurat, vaksin yang tidak mendapatkan fatwa halal pun boleh digunakan.
"Mungkin Bu Penny (Kepala BPOM) dan dari Biofarma bisa memberikan desakan kepada Menkes kasih pilihan. Kalau ternyata masyarakat tidak memilih itu sudah urusannya," tegasnya.
Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir memberikan jawaban terkait kapasitas produksi khusus vaksin covid-19.
Dia menuturkan pihaknya sudah mendedikasikan kapasitas produksi 250 juta dosis per tahun.
Baca juga: Bio Farma: Ada 1,53 Juta Dosis Vaksin Covid-19 akan Kedaluarsa Pada April 2022
"Ini yang kita produksi optimal sejak kita mendapatkan CPOB mulai Q1 dan kita produksi terus sampai Oktober 2021 untuk memenuhi target 125 juta dosis di bio farma," jelasnya.