TRIBUNNEWS.COM - Tsamara Amany mengumumkan dirinya mundur sebagai kader dan Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Senin (18/4/2022).
Pengunduran diri Tsamara ini disampaikan lewat video di kanal YouTube-nya, Tsamara Amany.
"Saya Tsamara Amany, hari ini saya ingin membuat pengumuman yang berkaitan dengan posisi saya sebagai pengurus dan kader PSI."
Selama 5 tahun mengabdi di PSI sebagai Ketua DPP, per hari ini, 18 April 2022, saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pengruus dan kader PSI," katanya sebagaimana dikutip Tribunnews.com, Senin.
Tsmara menyatakan keputusannya mundur dari pengurus dan anggota PSI didasari atas pertimbangan pribadi.
Baca juga: Kata Grace Natalie soal Tsamara Amany Mundur dari PSI: jika Sudah Cukup Mengembara, Pulanglah ke PSI
Baca juga: Tsamara Amany Nyatakan Mundur dari PSI, Sebut Bukan Bermaksud Pindah ke Parpol Lain
Ia mengaku ingin mendapatkan perjalanan baru di luar parpol.
"Untuk saat ini saya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalui cara-cara lainnya."
"Salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan," ujarnya.
Profil Tsamara Amany
Mengutip TribunnewsWiki.com, Tsamara Amany adalah seorang politikus muda yang lahir pada 24 Juni 1996.
Sebelum mengundurkan diri dari PSI, Tsamara menjabat sebagai Ketua DPP.
Menurut akun LinkedIn-nya, Tsamara lulus dari sekolah menengah di New Zealand Indonesia International pada 2014.
Setelahnya, ia menempuh S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina Jakarta.
Kemudian, Tsamara menempuh S2 di New York University sejak Januari 2021
Baca juga: Tsamara Amany Mundur dari Ketua DPP dan Keanggotaan PSI
Baca juga: Ikut Komentari Aksi Pawang Hujan Mandalika, Tsamara Amany: Pawang Bagian dari Kebudayaan Indonesia
Sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menjadi karyawan magang di PT Royston Advisory Indonesia selama dua bulan.
Ia juga pernah magang di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama empat bulan, terhitung sejak Januari hingga April 2018.
Setelahnya, ia bekerja di PT Royston Advisory Indonesia sebagai Copywriter selama satu tahun.
Tsamara merupakan pendiri Perempuan Politik, organisasi yang bertujuan untuk mendidik perempuan, meningkatkan keterwakilan dan partisipasi mereka dalam politik Indonesia.
Namun, pada April 2018, ia meninggalkan Perempuan Politik dan fokus sebagai kader PSI.
Kecintaan Tsamara pada dunia politik sudah mulai terlihat sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah.
Pada 2014, ia pernah menulis tentang sosok Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi idolanya.
Tsamara juga bergabung di Komunitas Pendukung Ahok (Kompak) dan menjadi saksi mewakili Kompak dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tentang syarat persentase maju jalur independen dalam Pilkada.
Tak hanya itu, saat Pilkada DKI Jakarta beberapa tahun lalu, Tsamara memberikan dukungannya kepada Ahok.
Baca juga: Nurdin Abdullah Ditangkap KPK, Cuitan Tsamara Amany 3 Tahun Lalu Kembali Viral
Baca juga: Gubernur Sulsel Kena OTT, Cuitan Tsamara PSI 3 Tahun Lalu Disorot Publik
Ia mengaku mempunyai ikatan emosional dengan Ahok karena Tsamara pernah magang di balai kota beberapa bulan.
Karena tulisan-tulisannya, Tsamara dan sejumlah blogger lainnya pernah diundang Jokowi ke Istana Negara pada 2015.
Sosok Tsamara Amany mulai dikenal saat menunjukkan keberaniannya mendebat Fahri Hamzah yang kala itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.
Ia termasuk vokal dalam menyuarakan pendapatnya terkait dunia politik.
Pada 2018 silam, ia pernah menyindir politik dinasti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Saya tak tau bagaimana seseorang yang diwarisi sebuah dinasti politik bisa mengklaim diri sebagai perwakilan anak muda.
Mewakili anak muda bukan sekadar soal usia.
Tapi juga soal kerja keras & kompetensi. Kita semua para politisi muda harus berupaya membuktikan itu," cuitnya di Twitter, dikutip TribunWow.com.
Sindiran Tsamara tersebut mendapat tanggapan dari Andi Arief dan Ferdinand Hutahaean.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Daryono, TribunnewsWiki.com/Sekar Dwi, TribunWow.com/Lailatun Niqmah)