Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pada tahun 2022 dan 2023 Indonesia menghadapi situasi yang tidak mudah.
Pasalnya kondisi ekonomi dan politik global mengalami gejolak yang penuh dengan ketidakpastian.
"Pandemi belum sepenuhnya berakhir, beberapa negara masih bergulat menekan penyebaran Covid-19 bahkan masih melakukan lockdown, kemudian terjadi gangguan supply chain yang dampaknya ke mana-mana," kata presiden pada Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, (28/4/2022).
Belum lagi, kata Presiden, dunia dihantam perang antara Rusia dan Ukraina yang memunculkan krisis energi dan krisis pangan.
Baca juga: Ekonom CORE: Indonesia Dapat Keuntungan Besar dari Krisis Global
Sehingga inflasi global meningkat tajam dan pertumbuhan ekonomi global juga akan mengalami perlambatan.
"Inflasi saat ini kalau kita lihat misalnya yang paling tinggi di Turki sudah melompat ke angka 61,1 persen, Amerika yang biasanya 1 persen sekarang sudah 8,5 persen," katanya.
Kondisi perekonomian Indonesia sedikit lebih baik.
Tingkat inflasi masih berada di angka 2,6 persen.
Presiden mengatakan kondisi tersebut harus terus diperbaiki dan dipertahankan.
"Saya memberikan gambaran seperti ini agar kita betul-betul waspada, betul-betul mengkalkulasi, menghitung secara detail sehingga langkah antisipasinya tepat, langkah antisipasinya bener, dan kita harus betul-betul siap kalau krisis ini berlanjut sampai tahun depan," pungkasnya.