Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan komunikasi dengan sejumlah pemimpin negara dalam dua bulan terkahir.
Komunikasi dilakukan untuk membahas persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada November mendatang.
"Sebagai pemegang mandat Presidensi G20 Tahun 2022 dalam 2 bulan terakhir saya telah berkomunikasi dengan beberapa pemimpin negara-negara dan juga Sekjen PBB tentang persiapan KTT G20 yang akan digelar di Bali pada bulan November 2022," kata Jokowi dalam keterangan persnya, Jumat, (29/4/2022).
Pada 7 Maret 2022 Presiden mengatakan berkomunikasi dengan kanselir Jerman Olaf Scholz.
Sehari kemudian Presiden menelepon Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Sepekan kemudian atau tepat 16 Maret 2022 Presiden berkomunikasi dengan PM Kanada Justin Trudeau, pada 22 Maret 2022 Jokowi bertelepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Selain itu pada 31 Maret 2022 melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Pada 12 April 2022 berkomunikasi dengan Sekjen PBB António Guterres.
"Pada hari Rabu 27 April yang lalu pukul pukul 15 sore saya berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan tadi malam Kamis 28 April saya melakukan pembicaraan bertelepon dengan Presiden Portugal Marcelo de Sousa dan tadi malam jam 7 saya berbicara bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin," kata Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Lewat G20, Indonesia Ingin Menyatukan Jangan Sampai Ada Perpecahan
Selain membahas persiapan KTT G20, Presiden juga membahas situasi global sekarang ini. Termasuk di dalamnya perang antara Rusia dengan Ukraina.
"Juga berdiskusi lewat telepon mengenai dinamika situasi global terkini termasuk di antaranya soal perang Rusia Ukraina," katanya.
Presiden menegaskan bahwa Indonesia ingin menyatukan negara-negara G20 dalam KTT yang akan digelar di Bali pada November 2022.
Presiden mengatakan perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia.
G20 kata Presiden memiliki peran sebagai katalisator dalam pemulihan ekonomi dunia.
Baca juga: Ini Alasan Presiden Jokowi Tolak Beri Bantuan Senjata ke Ukraina
"Kalau kita bicara mengenai pemulihan ekonomi dunia maka terdapat dua hal besar yang mempengaruhi saat ini yaitu yang pertama Pandemi Covid-19 dan yang kedua perang di Ukraina," katanya.