Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kader Muda NasDem Kota Palu Ista Nur Masyithah terpilih menjadi wakil Indonesia ke ajang Arab Youth International Model United Nations (MUN) di Dubai, Uni Emirat Arab akhir bulan ini.
Ista terpilih dari 5.422 pelamar seluruh dunia usai menjalani seleksi ketat.
Perempuan berusia 28 tahun itu merupakan penyintas Bencana Likuifaksi Petobo tahun 2018 lalu.
Baca juga: Kebijakan Reforma Agraria Jokowi Dinilai Berhasil Lindungi Hak Masyarakat
Makalah Ista yang berisi pengalamannya saat terjun bersama NasDem membantu penanganan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi, Donggala (Pasigala) mengantarkannya ke ajang yang diikuti 193 negara.
"Doa dan supportnya orang tua sangat berarti. Kita harus percaya diri dengan semua mimpi-mimpi kita. Bermimpilah setinggi langit, kerjakan tahapannya, bangun jalannya, laksanakan. Urusan berhasil atau tidak itu urusan yang di atas jadi harus selalu optimis," kata Ista dalam keterangannya, Senin (23/5/2022).
Ista hampir saja melewati proses pendaftaran ulang pasalnya email pemberitahuan yang dikirimkan panitia baru dibaca Ista pada seminggu kemudian.
Ia baru membaca pemberitahuan tersebut pada tengah malam saat hendak melaksanakan shalat tahajud.
"Saya buka emailnya tengah malam semacam tidak percaya sekitar tiga jam saya pikir ini betul tidak saya lulus. Saya langsung menghubungi kaka Yahdi dan teman-teman yang lain ini betul kah saya lulus dari 5.422 orang yang kirim makalah internasional ini saya masuk satu diantaranya," ucapnya.
Wakil Ketua DPD NasDem Palu itu memang dikenal gigih bergerak untuk membantu masyarakat saat bencana likuifaksi lalu.
Bahkan Ista sempat menjadi Relawan sekolah darurat Sukma Bangsa di Petobo bersama Ketua Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik DPP NasDem Ahmad Baidhowi AR.
"Kita diminta menulis makalah semacam paper itu saya laksanakan apa yang kita lakukan. Di Kota Palu dan Sulteng itu NasDem identik sekali dengan respon cepat terhadap bencana. Semua langkah itu lah yang saya tuangkan ke dalam paper," kata Ista.
Baca juga: Surya Paloh Tegaskan NasDem Tak Ingin Buru-buru Tentukan Arah Koalisi untuk 2024
Ia yang juga ikut membantu relawan-relawan seperti Federasi Palang Merah Internasional atau International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) saat bencana itu melihat langsung bagaimana hancurnya tanah kelahirannya akibat diterjang tsunami dan likuifaksi.
Untuk itu, Ista menyadari bahwa dibutuhkan kerja bersama dari seluruh pihak masyarakat. Ia akan terus bergerak bersama NasDem Sulteng dan NasDem Palu karena tidak ingin warga Palu bergantung kepada relawan apalagi menjadi orang yang hanya bisa menerima bantuan.
"Kita edukasi masyarakat kami betul-betul bergerak bersama kaka Yahdi dan teman-teman yang betul-betul menjiwai urusan penanganan bencana ini memang motornya Partai NasDem di sini," tambah.
Poin dalam paper Ista memuat banyak pelajaran penting dari fenomena alam yang menimpa Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) khususnya Petobo. Bahkan menurut Ista, dunia ikut terguncang karena besarnya bencana tersebut.
"Peristiwa Likuifaksi Petobo sudah cukup sebagai pengingat bagi kita yang hidup di Ring of Fire dan khususnya kami yang hidup di atas Sesar kedua teraktif sedunia untuk mampu beradaptasi dengan kondisi alam," jelasnya.
Pemerintah diminta harus bersinergi dengan masyarakat karena harus meyakini pemerintah dan masyarakat tak akan bisa berjalan masing-masing tanpa saling melengkapi.
"Pelembagaan masyarakat ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak pengawalan proses kebijakan pemerintah, khususnya dalam hal kebencanaan," terangnya.
Anggota Fraksi NasDem DPRD Provinsi Sulteng, Yahdi Basma merupakan salah satu orang yang mengajak Ista untuk turun langsung ke lapangan membantu masyarakat terdampak bencana Palu.
Sepasang sepatu lapangan yang diberikan Yahdi kepada Ista menjadi langkah awal untuk bersama-sama membantu warga korban bencana.
"Saya membaca surat United Nation General Assembly yang dikirimkan ke email Ista, bahwa dari 5.000 peserta yang mengirimkan makalah dalam bahasa Inggris dengan topik berbeda-beda dari 5.000 anak muda di seluruh dunia, dan Ista Nur Masyithah dinyatakan salah satu yang lolos seleksi," pungkas Yahdi.