Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi BUMN Andre Rosiade mengatakan bahwa perlu ada strategi agar proyek pengadaan vaksin Sinopharm oleh BUMN holding farmasi tidak merugi.
Pasalnya masih ada 3,2 juta dosis vaksin Sinopharm senilai kurang lebih Rp 400 miliar yang stoknya masih tersedia hingga saat ini.
Sementara di saat yang bersamaan PT Bio Farma (Persero) akan memproduksi vaksin buatan dalam negeri yakni Vaksin BUMN pada bulan Juli tahun ini.
"Saya dengar vaksin Covid-19 produksi BUMN akan dilaunching bulan Juli. Dengan kebijakan pemerintah mengubah status pandemi menuju endemi, bagaimana nasib vaksin ini? Apakah ini nanti dilibatkan sebagai booster ketiga, booster keempat, atau bagaimana. Jangan sampai ini proyek merugi," kata Andre Selasa (24/5/2022).
Baca juga: Transisi Pandemi Menuju Endemi, BIN Terus Gencarkan Vaksinasi Covid-19 di Kalsel
Vaksin Sinopharm merupakan bagian dari pengadaan Vaksin Gotong Royong kerja sama antara BUMN Holding Farmasi dengan Sinopharm.
Sisa vaksin tersebut berpotensi tidak terpakai sehingga menimbulkan kerugian.
Ia mendorong Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan berkoordinasi untuk mencari solusi permasalahan sisa vaksin Covid-19.
Mengingat vaksin BUMN yang akan diluncurkan pada bulan Juli 2022 dan vaksin gotong royong Sinopharm sebanyak 3,2 juta dosis masih belum disalurkan pada masa akhir pandemi Covid-19.
"Ini angka yang besar. Jangan sampai untung menjadi buntung. Jangan sampai yang sekarang sukses luar biasa, nanti ada temuan BPK karena vaksin Sinopharm-nya kedaluarsa dan tidak bisa dipakai," pungkasnya.(*)