Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa Rakernas kedua PDIP harus diundur menjadi 21-23 Juni 2022.
Adapun, Rakernas tersebut sebelumnya diagendakan pada 10-13 Juni 2022.
Hasto menjelaskan, Rakernas kedua diundur karena PDIP menunggu ketetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait jadwal tahapan Pemilu yang disebut mulai 14 Juni 2022.
"Mengingat rakernas kedua ini untuk merancang suatu kebijakan strategis dalam rangka pemenangan pemilu pada 2024, maka mengapa terjadi beberapa kali penundaan karena menunggu kepastian dari KPU tersebut. Jadi rakernas akan dilaksanakan pada 21-23 Juni 2022," kata Hasto ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (27/5/2022).
Hasto mengatakan, Rakernas kedua PDIP kali ini sejatinya adalah Rakernas pada 2021.
Namun, baru bisa dilaksanakan pada tahun ini.
Ia menegaskan bahwa Rakernas adalah amanah Kongres ke-5 PDIP di mana partai harus melakukan agenda tersebut setiap tahunnya.
Baca juga: PDIP Soroti Perluasan Kawasan Ganjil Genap di Jakarta: Bukan Solusi Atasi Kemacetan
Lebih lanjut, Hasto mengungkapkan bahwa Rakernas tersebut tentu akan membahas seputar strategi PDI-P dalam berpolitik, khususnya Pemilu 2024.
"Sehingga, di sini lebih kepada kebijakan strategis partai di dalam melakukan pemenangan pemilu 2024, setelah pada Desember tahun lalu seluruh konsolidasi partai dinyatakan selesai," jelasnya.
Sebelumnya, Hasto menyebut Rakernas kedua PDI Perjuangan bakal menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) kedua pada 10-13 Juni 2022, mendatang.
Baca juga: Politisi PDIP Bantah Puan Matikan Mikrofon: Legislator Harusnya Tahu Aturan Batas Waktu Bicara
Hasto menyebut, rakernas ke-2 tersebut digelar dalam rangka konsolidasi partai.
"Kami punya agenda yang sudah tertata, 10-13 Juni, kami akan rakernas kedua," kata Hasto usai mengikuti Senam Sicita di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Hasto menyebut, Rakernas ini bertujuan melakukan konsolidasi ke masyarakat dan tak membicarakan soal kekuasaan. Terutama, dalam menjawab permasalahan yang ada di rakyat.
"Kami konsolidasi, dalam politik itu bukan hanya kekuasaan, bukan sekadar Ketua Umum bertemu mendapat liputan media, tapi kerja bagi PDI-P bersama rakyat, memberi inspirasi bagi rakyat," ucapnya.