News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

Pengamat: Soal Capres-Cawapres Jangan Hanya Popularitas, Kaderisasi Parpol Perlu Dilakukan

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pilpres 2024

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan untuk posisi calon presiden-calon wakil presiden jangan semata-mata mengejar popularitas.

"Jangan hanya misalnya mengejar yang populer saja walaupun itu yang populer saja, karena itu tidak baik untuk konteks perkaderan gitu," kata dia, dalam keterangannya, pada Selasa (31/5/2022).

Jika hanya mengejar popularitas, kata dia, maka dikhawatirkan masyarakat akan malas untuk terlibat di partai politik.

Untuk posisi cawapres, dia menyarankan, orang yang memang sudah teruji di partai itu,

Dia menegaskan, prinsip-prinsip di partai harus diterapkan juga sehingga orang mau berproses di sebuah partai.

Baca juga: KIB Gelar Pertemuan Bahas Capres-Cawapres Sabtu, CISA: Serius Ciptakan Alternatif

"Nanti orang malas juga untuk di partai politik, kalau ujung- ujungnya mencalonkan orang-orang dari luar partai. Kalau saya kira kepala daerah, yang menempati posisi yang strategis," ujarnya.

Dia mencontohkan nama Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel yang muncul dari berbagai kalangan untuk diposisikan sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres).

Rachmat Gobel memang sudah dikenal publik, tidak hanya karena sebagai seorang Wakil Ketua DPR RI dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) tapi juga karena track recordnya yang baik semasa menjabat Menteri Perdagangan.

"Walaupun pak Rachmat Gobel ini sudah teruji dan namanya sudah cukup terkenal oleh masyarakat, tentu NasDem umumnya harus bisa memastikan partai-partai lain. PR-nya (pekerjaan rumah,-red) tentunya untuk Rachmat Gobel, harus menaikkan elektabilitas, selama ini kan popularitas, dan kemudian ekstabilitas itu menurut saya belum maksimal," ujarnya.

Menurut Usep Ahyar persoalan elektabilitas tidak akan muncul secara alami, sebab ada ahli atau orang-orang yang bekerja untuk bagaimana elektabilitas Rachmat Gobel naik.

Baca juga: Bicara Sosok Capres 2024, Amien Rais: Jangan Pilih yang Kiblatnya ke Washington atau Beijing

"Nih Rachmat Gobel ini belum keluar, jadi kaya gitu itu, nggak bisa muncul secara alamiah jadi harus melakukan proses-proses itu dengan baik, biar bisa dikenal kinerjanya biar dikenal profilnya yang baik-baik itu," ulasnya.

"Pertama saya kira NasDem ya, mengupayakan seharusnya yang dicalonkan ya, kaderlah, kader utama, dan ya pak Rachmat Gobel ini atara lain sebagai kader utama di NasDem saat ini ya saya kira begitu".

Lanjut Ahyar selain Rachmat Gobel mempuni juga, kalau dilihat modal sosialnya, juga sudah baik. Bagus mumpuni, dan seorang pengusaha sukses, kemudian dari latar belakang juga beliau adalah dari keluarga yang keturunan orang bagus-bagus.

"Dia mempuni sebenarnya, kalau didorong dan dicalonkan jadi Cawapres ataupun apa, pak Rachmat itu dari NasDem itu, dari pada mencalonkan kader-kader dari luar, menurut saya dalam konteks kader dalam membesarkan partai, sebaiknya dari kader yang dari awal sudah berposes di partai itu," ungkapnya.

Sementara itu Anggota DPR RI Komisi I Muhammad Farhan mengatakan, nama Rachmat Gobel termasuk yang diwacanakan.

"Pak Rachmat Gobel termasuk yang diwacanakan untuk Cawapres saya kira harus kita tangkap sebagai sebuah fenomena, melihat itu ada perkembangan positif di internal NasDem," ujar Farhan kepada wartawan di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2022).

"Bukankah Pak Surya Paloh dalam sebuah wawancara yang terkenal mengatakan, beliau ingin melihat seorang putra dari Papua bisa menjadi Presiden, seorang Manurung bisa menjadi Presiden, jadi artinya siapa pun selama dia kader terbaik bangsa, dari mana pun asalnya bisa menjadi Presiden".

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini