2. Turbulensi Termal (Konvektif)
Turbulensi ini dapat terjadi pada hari-hari musim panas yang hangat ketika matahari menyinari permukaan bumi secara tidak merata.
Permukaan tertentu, seperti tanah tandus, daerah berbatu dan berpasir, dipanaskan lebih cepat daripada bidang yang tertutup rumput dan jauh lebih cepat daripada air.
Sehingga, arus konvektif terisolasi bergerak dengan naiknya udara hangat dan turunnya udara yang lebih dingin, yang bertanggung jawab atas kondisi bergelombang saat pesawat terbang masuk dan keluar darinya.
Turbulensi ini meluas akan memanjang dari permukaan hingga puncak awan jika ada awan kumulus atau cumulonimbus yang menjulang tinggi.
3. Turbulensi Frontal
Pengangkatan udara hangat oleh permukaan frontal yang miring dan gesekan antara dua massa udara yang berlawanan menghasilkan turbulensi di zona frontal.
Turbulensi ini paling terlihat ketika udara hangat lembab dan tidak stabil dan akan sangat parah jika terjadi badai petir.
4. Geseran Angin
Geseran Angin atau Wind shear adalah perubahan arah angin dan/atau kecepatan angin pada jarak horizontal atau vertikal tertentu.
Baca juga: Pesawat Garuda Indonesia Rute Makassar-Palu Alami Turbulensi Hebat, Ini Kata Manajemen
Jenis Turbulensi Berdasarkan Intensitas
Dalam pelaporan turbulensi, biasanya digolongkan sebagai ringan, sedang, berat atau ekstrim.
Berikut ini rinciannya:
Turbulensi ringan