TRIBUNNEWS.COM - Dinamika dalam dunia politik Indonesia mulai terlihat meski penyelenggaraan Pemilu 2024 masih jauh digelar.
Sejumlah pergerakan belakangan ini terungkap di media.
Mulai dari pergerakan partai politik (Parpol) hingga kader partai bermanuver.
Seperti diberitakan, belakangan situasi politik Indonesia menjadi hangat berkat adanya koalisi baru gabungan antar parpol.
Sebut saja Koalisi Indonesia Bersatu gabungan dari PAN, PPP, dan Golkar.
Terbaru walau masih belum resmi, Gerindra dan NasDem juga bisa menjalin koalisi sejurus pertemuan dua pimpinan partai yakni Prabowo Subianto dan Surya Paloh.
Baca juga: Politikus PDIP Adian Napitupulu Sebut Prabowo Keren: Berani Menyadari Kalah dalam Pertarungan
Di sisi lain, hengkangnya kakak dari Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra, Yuslih Ihza Mahendra, ke Partai Demokrat juga membuat situasi politik semakin hangat.
Ini fakta-faktanya:
Prabowo Temui Surya Paloh, Koalisi Gerindra-NasDem?
Diberitakan Tribunews.com, elite Partai politik telah melakukan sejumlah pertemuan dan pembicaraan awal menjelang Pemilu 2024.
Partai politik kini mulai mengambil ancang-ancang untuk berkoalisi.
Terbaru, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di markas NasDem kawasan Gondangdia, Jakarta, Rabu (1/6/2022) kemarin.
Pertemuan 'Gondangdia' itu disebut-sebut sebagai awal koalisi NasDem dengan Gerindra di Pilpres 2024.
Baca juga: Gerindra Sebut Pindahnya M Taufik Fenomena Biasa dalam Dunia Politik
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan pertemuan itu tidak menutup kemungkinan membicarakan soal kerja sama politik.
"Kalau ada pembicaraan masalah koalisi, kerja sama poltik, itu juga tidak menutup kemungkinan. Tapi ranahnya luas. Spektrumnya bisa banyak sekali."
"Tidak hanya dalam pemerintahan yang sekarang, tapi juga di Parlemen," kata Willy di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (1/6/2022).
Koalisi Golkar, PPP dan PAN
Masih dari artikel yang sama, sebelumnya pimpinan tiga partai politik yakni Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) juga bertemu.
Mereka sepakat menamai koalisi itu sebagai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Dalam pertemuan di Jakarta, Kamis (12/5/2022) itu, hadir Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno dalam wawancaranya dengan Kompas.TV, Rabu (1/6/2022) kemarin, mengatakan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu akan menggelar pertemuan untuk membahas nama calon presiden yang akan diusung pada pemilu presiden 2024.
“Sebagaimana yang telah disampaikan oleh beberapa teman-teman dari Koalisi Indonesia Bersatu, dalam waktu dekat akan dilakukan pertemuan diantara para peserta koalisi dari Golkar, PAN, dan PPP untuk melakukan konsolidasi bersama,” kata Eddy.
“Nanti akan disampaikan oleh masing-masing Ketum dan juru bicara yang dipilih oleh partai koalisi,” tambahnya.
Eddy lebih lanjut menyampaikan bagi partai politik suatu kebanggaan ketika kadernya dapat maju dalam pilpres sebagai capres.
“Ini merupakan salah satu target dari partai politik, bisa melahirkan pemimpin dalam hal ini target dan tujuan memiliki harapan bisa memajukan mendorong calon terbaiknya untuk menjadi calon di perhelatan Pilpres baik sebagai capres,” ujarnya.
PKB Gagas Koalisi Baru
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, sejauh ini dinamika politik masih sangat cair.
Menurutnya, belum ada koalisi yang sangat matang dan kuat sehingga semuanya masih bisa berubah.
Karena itu, Muhaimin mengatakan bahkan bukan hal yang mustahil bagi PKB untuk menggagas poros koalisi baru.
”Kita berpeluang membuat koalisi baru, kan belum ada yang matang. Jadi semuanya masih mungkin,” ujarnya dilansir dari siaran pers pada Rabu (1/6/2022).
Muhaimin mengatakan, partainya membuka diri untuk menjalin koalisi dengan parpol manapun.
Namun, ada catatan bahwa dalam koalisi yang dibangun nanti, PKB mematok posisi tawar tinggi yakni proposal calon presiden (capres).
Hal ini pun menurutnya berlaku di Koalisi Indonesia Baru (KIB).
Baca juga: Soal Polemik Elite PDIP dengan Ganjar Pranowo, Ini Kata Hasto Kristiyanto
”Ya saya capresnya. Kalau capres mereka bukan saya, ya tentu saya tidak gabung dengan mereka,” tegasnya.
Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada tokoh yang secara terbuka menyatakan bakal maju sebagai capres, selain dirinya.
”Sampai hari ini, tampaknya yang baru ada keputusan (capres) PKB kok, sendirian,” lanjut Muhaimin.
Muhaimin mengatakan bahwa dirinya akan berdiskusi dengan para ketua umum parpol untuk membahas kemungkinan koalisi.
Komunikasi juga dilakukan dengan PDIP dan Gerindra.
Namun, sejauh ini baru diskusi-diskusi biasa yang belum ada kesimpulan akhirnya.
”Belum ada yang menyimpulkan sampai hari ini,” tambah Muhaimin.
Kakak Ketum PBB Pindah Demokrat
Artikel lain Tribunnews.com menuliskan, Partai Bulan Bintang (PBB) menanggapi soal hengkangnya eks Bupati Belitung Timur sekaligus kakak dari Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra, Yuslih Ihza Mahendra, ke Partai Demokrat.
Sekretaris Jenderal PBB Afrianysah Noor mengaku tak ada masalah dengan kepindahan Yuslih tersebut.
"Kami enggak ada masalah dengan Pak Yuslih, pindah itu hak dia," kata Afriasnyah kepada wartawan, Jumat (3/6/2022)
Dia mengatakan selama ini PBB telah membesarkan Yuslih.
"Kita hibahkan dia ke Partai Demokrat. Semoga Partai Demokrat besar dengan adanya bekas kader PBB di sana. Kami di PBB tdk kehabisan kader," tandasnya.
Sebelumnya, Eks Bupati Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung sekaligus kakak dari Yusril Ihza Mahendra, Yuslih Ihza Mahendra, berlabuh ke Partai Demokrat (PD).
Hal tersebut disampaikan oleh Kamhar Lakumani selaku Deputi Bappilu DPP PD. Yuslih sendiri telah bertemu Ketua Bappilu Demokrat, Andi Arief.
Baca juga: Eks Bupati Belitung Timur Yuslih Ihza Mahendra Gabung Partai Demokrat
"Kehadiran Pak Yuslih Ihza Mahendra yang mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan bahwa beliau sudah menetapkan diri dan berketetapan hati untuk menjadi keluarga besar Partai Demokrat," kata Kamhar dalam pesan yang diterima Tribunnews, Kamis (2/6/2022).
Kamhar mengatakan Yuslig telah resmi memegang Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Demokrat.
"Bergabungnya Pak Yuslih ini kami yakini akan semakin menguatkan Partai Demokrat di Bangka Belitung pada Pemilu 2024 nanti," kata Kamhar.
Diketahui, sebelum bergabung ke PD, Yuslih merupakan kader partai pimpinan sang adik, yakni Partai Bulan Bintang (PBB).
Adapun Yuslih merupakan anak keempat dari 11 bersaudara. Yuslih pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2016-2021.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Reza Deni)