Pemerintah akan memastikan Candi Borobudur jadi destinasi ramah lingkungan.
Menurut laporan, kata Sandiaga, beberapa tahun terakhir batu-batu di Candi Borobudur mengalami degradasi sangat drastis.
Atas dasar itu, pemerintah akan membatasi tingkat wisatawan ke Candi Borobudur.
Pembatasan menjadi keharusan demi menjaga kelestarian.
Menurut Sandiaga, berdasarkan hitungan para ahli, Candi Borobudur hanya bisa menampung 1.200 per hari.
"Karena bisa mengurangi kikisan yang membuat batu di Borobudur aus. Pendekatan ini bukan komersial, tapi pendekatan konservasi," kata Sandiaga.
"Apa yang kita lakukan sejalan konsep pariwisata berkualitas," tambah Sandiaga.
Baca juga: YLKI Minta Rencana Kenaikan Tarif Masuk Candi Borobudur Rp 750 Ribu Dibatalkan
Selain menerima masukan dari sejumlah elemen masyarakat, ucap Sandiaga, Pemerintah juga akan membandingkan harga tiket Candi Borobudur dengan destinasi wisata seperti Piramida di Mesir hingga Wat Phra Kaew di Thailand.
"Kajian yang akan finalkan angka. Juga masukan-masukan dari tokoh agama akan memberikan pengayaan terhadap diskusi dan pembahasan mengenai berapa harga yang dibebankan kepada wisatawan," tutur Sandiaga.
Hanya Stupa
PT Taman Wisata Candi (TWC) yang merupakan BUMN pengelola kawasan wisata Candi Borobudur mengungkapkan, bahwa pihaknya tetap melayani wisatawan regular yang hanya membayar tiket masuk sebesar Rp 50.000 per orang.
Namun dengan harga tersebut, wisatawan regular ini hanya dapat menikmati kawasan wisata Candi Borobudur sampai batas halaman candi, alias pelataran.
Apabila pengunjung hendak naik ke atas hingga stupa candi maka akan dikenakan tarif Rp 750 ribu.
"Kami tetap mengakomodir wisatawan regular yang akan berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, dengan harga tiket masuk reguler, yaitu untuk tiket wisatawan nusantara dewasa/Umum Rp 50.000, tiket wisatawan nusantara anak/pelajar Rp 25.000, tiket wisatawan mancanegara dewasa/umum 25 dolar AS," ucap Direktur Utama PT TWC, Edy Setijono.