Efendi pernah melaksanakan tugas yang sama pada 2017. Saat itu, dia juga menjadi juru masak bagi jemaah haji Indonesia.
“Berkahnya saat itu, saya sekaligus bisa melaksanakan haji. Karena masak makanan saat jemaah haji berada di Arafah dan Mina,” jelasnya.
Baca juga: 1.949 Jemaah dan Petugas Haji Berangkat ke Arab Saudi Hari Ini
Perusahaan Al Ahmadi Catering itu mempekerjakan enam orang WNI. Total ada 60 orang dari beberapa negara. Ada dari NTB, dua orang asal Madura.
“Yang paling lama kerja di Madinah, ada yang sudah 10 tahun. Kalau saya baru 5 tahun,” katanya.
Perusahaan Al Ahmadi Catering dimiliki beberapa orang pengusaha katering. Di antaranya adalah, Abu Bakar Al Ahmadi, Ubaidillah dan Yaser.
Menurut Abu Bakar, Kebutuhan karyawan di perusahaan atau dapur miliknya tergantung pada pesanan atau jumlah jemaah haji atau umrah yang pesan. Jika banyak, otomatis menambah karyawan.
“Karyawan tergantung banyak pesanan atau melayani jemaah. Kondisional,” katanya.
Makanan jemaah haji yang ditangani oleh Al Ahmadi Catering, adalah makan pagi dan siang. “Makan pagi dengan siang saja. Pagi jam 6 pagi. Siang jam 12.00. sebelum jam itu sudah harus ada di hotel. Sudah harus didistribusikan ke hotel,” terangnya.
Kekuatan makanan hanya mampu 4 sampai 6 jam saja. Mayoritas bumbu dan citarasanya harus khas makanan Indonesia. Rempah-rempah banyak dari Indonesia.
“Tahun ini ketentuan dari Indonesia sangat bagus sekali. Sudah terinci menunya harus seperti ap. Bagus Indonesia,” kata pria yang kini tinggal di Singapura.
Abu Bakar menambahkan, pihaknya juga tidak mau ambil pesanan katering banyak untuk jemaah haji Indonesia. Biar bisa berbagi dengan katering lainnya.
“Saya disini betul-betul jaga kualitas. Makanannya bisa dinikmati sendiri. Tahun ini saya hanya menangani 13 ribu jemaah. Dari tanggal 6 sampai 28 Juni. Kita harus berbagi biar berkah,” kata pria kelahiran Malaysia itu.(Tribun Network/kps/wly)