TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebutuhan konsumsi menjadi sangat penting bagi para jemaah haji Indonesia yang berada di Arab Saudi. Makanan bisa membuat fisik menjadi kuat dan calon jemaah haji tetap sehat.
Pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2022 ini pemerintah Indonesia memberikan jatah makan tiga kali sehari untuk para jemaah haji dengan menu sesuai dengan cita rasa lidah nusantara, salah satunya adalah rendang.
"Kalau rendang itu kan sudah jadi ciri khasnya gitu kan. Jadi setiap tahunnya pasti ada," ujar Koki Katering Haji, Muhammad Efendi, Rabu (8/6/2022).
Efendi mengatakan menu masakan bagi para jemaah haji diupayakan tetap mempertahankan cita rasa Indonesia. Makanan yang disajikan dalam kemasan bersegel ini diharapkan bisa menambah nafsu makan para jemaah haji.
Di masa lalu kerap terdengar keluhan dari para jemaah haji mereka kecewa dengan makanan yang disajikan oleh pihak katering. Yang dipermasalahkan biasanya adalah soal perbedaan cita rasa atau menu makanan yang kurang disukai para jemaah haji.
Sebab, koki dari perusahaan katering yang memasak makanan bagi para jemaah haji di masa lalu bukan orang Indonesia, sehingga kerap terjadi perbedaan rasa yang jauh dalam menu makanan yang disajikan.
Tahun ini, ada 13 perusahaan katering yang ditunjuk Panita Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang menangani proses masak bagi para jemaah haji. Salah satu yang dilibatkan adalah Al Ahmadi.
Proses memasak makanan bagi para jemaah haji dimulai sejak pukul 01.00. Seluruh bahan dipersiapkan di bawah arahan Efendi.
Setelah selesai, seluruh menu makanan dikemas dalam wadah bersegel, dan kemudian diantar ke penginapan jemaah haji.
Selama sembilan hari di Madinah, jemaah haji Indonesa mendapat 27 kali jatah makan yang akan dibagikan langsung pada ketua rombongan. Para jemaah pun diimbau mematuhi rentang waktu makan yang tertulis di tutup kemasan supaya kualitasnya tetap terjaga sesuai standar kesehatan.
Baca juga: Jemaah Haji Diminta Bawa Barang Sesuai Ketentuan agar Koper Tak Dibongkar
Pria asal Lombok Tengah yang sudah lima tahun tinggal di Madinah ini mengaku bisa melayani makan para tamu Allah menjadi kebanggaan tersendiri.
“Saya sangat senang sekali bisa melayani makan jemaah haji. Saya berkomitmen akan memberikan pelayanan memuaskan. Mereka adalah tamu Allah,” katanya.
Efendi sempat menceritakan mengenai pekerjaannya. Awalnya Efendi seorang TKI. Ia bersyukur makanan racikannya bisa dinikmati oleh para tamu Allah.
Baca juga: Kemenag Rilis WA Center untuk Layani Jemaah Haji, Ini Nomornya
Efendi bekerja di perusahaan atau Dapur Al Ahmadi Catering Madinah, yang sudah berdiri sejak tahun 2000. "Awalnya saya asisten chef, alhamdulillah sekarang chef," ujarnya.
Efendi pernah melaksanakan tugas yang sama pada 2017. Saat itu, dia juga menjadi juru masak bagi jemaah haji Indonesia.
“Berkahnya saat itu, saya sekaligus bisa melaksanakan haji. Karena masak makanan saat jemaah haji berada di Arafah dan Mina,” jelasnya.
Baca juga: 1.949 Jemaah dan Petugas Haji Berangkat ke Arab Saudi Hari Ini
Perusahaan Al Ahmadi Catering itu mempekerjakan enam orang WNI. Total ada 60 orang dari beberapa negara. Ada dari NTB, dua orang asal Madura.
“Yang paling lama kerja di Madinah, ada yang sudah 10 tahun. Kalau saya baru 5 tahun,” katanya.
Perusahaan Al Ahmadi Catering dimiliki beberapa orang pengusaha katering. Di antaranya adalah, Abu Bakar Al Ahmadi, Ubaidillah dan Yaser.
Menurut Abu Bakar, Kebutuhan karyawan di perusahaan atau dapur miliknya tergantung pada pesanan atau jumlah jemaah haji atau umrah yang pesan. Jika banyak, otomatis menambah karyawan.
“Karyawan tergantung banyak pesanan atau melayani jemaah. Kondisional,” katanya.
Makanan jemaah haji yang ditangani oleh Al Ahmadi Catering, adalah makan pagi dan siang. “Makan pagi dengan siang saja. Pagi jam 6 pagi. Siang jam 12.00. sebelum jam itu sudah harus ada di hotel. Sudah harus didistribusikan ke hotel,” terangnya.
Kekuatan makanan hanya mampu 4 sampai 6 jam saja. Mayoritas bumbu dan citarasanya harus khas makanan Indonesia. Rempah-rempah banyak dari Indonesia.
“Tahun ini ketentuan dari Indonesia sangat bagus sekali. Sudah terinci menunya harus seperti ap. Bagus Indonesia,” kata pria yang kini tinggal di Singapura.
Abu Bakar menambahkan, pihaknya juga tidak mau ambil pesanan katering banyak untuk jemaah haji Indonesia. Biar bisa berbagi dengan katering lainnya.
“Saya disini betul-betul jaga kualitas. Makanannya bisa dinikmati sendiri. Tahun ini saya hanya menangani 13 ribu jemaah. Dari tanggal 6 sampai 28 Juni. Kita harus berbagi biar berkah,” kata pria kelahiran Malaysia itu.(Tribun Network/kps/wly)