TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anies Baswedan digadang bakal maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Apalagi elektabilitas Gubernur DKI Jakarta ini terbilang tinggi, tak pernah berada di luar tiga besar dalam setiap survei yang dirilis sejumlah lembaga.
Kelemahannya, Anies Baswedan bukanlah Prabowo Subianto atau Puan Maharani yang memiliki kendaraan politik.
Sempat santer isu bahwa Anies Baswedan akan diusung oleh Partai Nasdem.
Hari ini, partai besutan Surya Paloh itu pun menggelar Rakernas, dengan agenda mengumpulkan nama calon presiden yang diusulkan 34 DPW.
Hasilnya cukup mengejutkan.
Memang Anies Baswedan ada di posisi teratas. Mayoritas DPW mengusulkannya.
Namun di sisi lain, peringkat kedua dari usulan yang berhasil dikumpulkan itu adalah Ganjar Pranowo.
Apakah ini juga mengindikasikan Nasdem mulai mempertimbangkan mengusung Ganjar bila PDIP bersikeras memajukan Puan Maharani dalam Pilpres 2024?
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menyatakan, kenapa Nasdem mengumpulkan banyak nama hari ini tak lain karena mereka masih mengkalkulasikan peta capres untuk 2024.
"Mayoritas DPW yang mengusulkan nama Anis juga membuat Nasdem dilematis. Kenapa? Setidaknya ada dua faktor," ujarnya kepada Tribunnews.com, Kamis (16/6/2022).
Pertama, menurut Adi, adalah karena basis pemilih Nasdem bertolak belakangan dengan katakanlah kelompok yang selama ini mendukung Anies.
Baca juga: Respons Ganjar Usai Masuk Rekomendasi Capres di Rakernas NasDem, Tegaskan Sebagai Kader PDIP
Faktor kedua, sambungnya, seperti kita ketahui ada kecenderungan Anies selama ini dinilai sebagai nonpemerintah yang dimarjinalkan secara politik.
"Nah, jika mengusung Anies, Nasdem harus siap head to head dengan calonnya pemerintah. Apakah siap?"