TRIBUNNEWS.COM - Berikut kronologi mengenai Tragedi Paiton yang terjadi pada 8 Oktober 2003 atau 19 tahun yang lalu.
Diketahui, belakangan ini Tragedi Paiton menjadi pembicaraan di aplikasi TikTok.
Beberapa pengguna TikTok menjelaskan kembali kronologi terjadinya tragedi Paiton.
Lalu bagaimana Kronologi Tragedi Paiton?
Baca juga: Tingkatkan Efisiensi Pelayanan Pelabuhan, Kemenhub Terapkan Inaportnet di Paiton Probolinggo
Baca juga: Target Bauran Co-Firing PLTU Paiton Hingga 50 Persen
Kronologi Tragedi Paiton
Berikut Kronologi Tragedi Paiton yang dirangkum Tribunnews.com dari TribunJogja.com:
Pada 8 Oktober 2003 malam hari, terdapat sebuah bus yang mengangkut 54 siswa dan guru dari SMK Yapemda Sleman mengalami kecelakaan di Situbondo, Jawa Timur.
Saat itu, rombongan sedang melakukan perjalanan pulang ke Jogja setelah melaksanakan study tour dan wisata di Bali.
Sementara itu, SMK Yapemda 1 Sleman menggunakan tiga bus untuk berwisata ke Bali saat itu.
Saat perjalanan, bus ketiga sering mengalami sial di perjalanan, yaitu mengalami dua kali pecah kaca dan pernah pula tersangkut listrik.
Namun tak disangka, justru bus kedua yang mengalami kejadian sangat tragis.
Bus AO Transport tersebut terbakar setelah truk kontainer memotong jalur dari arah berlawanan dan menabraknya
Lalu sejurus kemudian dihantam truk tronton dari belakang.
Tangki truk tronton pecah, sehingga menyebabkan munculnya percikan api dan akhirnya merembet ke badan bus.
Kebakaran begitu cepat terjadi.
Hal tersebut dikarenakan adanya bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam bus, seperti tas dan karpet yang ditaruh di kursi.
Saat bus itu terbakar, warga di sekitar lokasi melihat adanya kobaran api dan letupan-letupan kecil.
Kemudian petugas pemadam kebakaran datang untuk membantu memadamkan api.
Korban Tewas Ditemukan di Bagian Belakang Bus
Akibat kejadian tersebut, korban tewas banyak ditemukan di bagian belakang bus di dekat pintu.
Diduga, para penumpang berusaha untuk ke luar dari sana, tetapi pintu tersebut justru tak dapat dibuka.
Diketahui, di dalam bus juga tak dilengkapi alat pemecah kaca, sehingga penumpang tak dapat menyelamatkan diri ketika bus terbakar.
Saat itu, sopir dan kernet berhasil selamat.
Sang sopir melompat dari bus, sementara kernetnya memecah kaca bagian depan.
Mayat Korban Disekat dengan Balok Es
Banyaknya jumlah korban meninggal memaksa pihak RSUD Situbondo untuk mengawetkan jenazah menggunakan balok es.
Saat itu, jenazah ditempatkan di lorong.
Hal tersebut karena ruang kamar mayat yang tidak terlalu besar.
Akibat kejadian tersebut, banyak jenazah yang mengalami luka bakar serius.
Selain itu juga ada beberapa jenazah yang bagian tubuhnya hilang dan beberapa sulit dikenali.
Kecelakaan tersebut terjadi tepatnya di kawasan Banyu Blugur, Situbondo.
Oleh karena itu, kecelakaan tersebut dikenal dengan Tragedi Paiton.
(Tribunnews.com/Farrah Putri) (TribunJogja.com)