TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai reshuflle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (15/6/2022) lalu, kental akan aroma bagi-bagi kekuasaan.
Pangi menyebut, reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi pada Rabu kemarin tidak terlalu signifikan.
Karena menurut Pangi, hanya posisi Menteri Perdagangan yang dinilai strategis, dari Muhammad Lutfi digantikan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
"Tapi kalau harapan kami jauh daripada itu, ada kementerian lain yang semestinya strategis untuk diganti supaya ada peningkatan," ungkap Pangi dalam program talkshow Overview Tribunnews, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: Menteri ATR/BPN Direshuffle, Hadi Tjahjanto Gantikan Sofyan Djalil, KPA: Presiden Salah Diagnosis
Pangi menilai, reshuffle kabinet Jokowi lebih banyak terlihat sebagai power sharing atau bagi-bagi kekuasaan.
"Saya lihat hampir tidak ada korelasi besar terhadap peningkatan program presiden."
"Jadi ada kementerian yang dirasa tidak terlalu penting, malah di-reshuffle," ungkapnya.
Pangi juga menyebut apa yang ia yakini terbukti.
"Bahwa Presiden tidak akan mengurangi kursi menteri dari partai, kalau diganti atau hanya ganti orang."
"Yang kelihatan itu bagi-bagi kue kekuasaan," ujarnya.
Baca juga: Demokrat Nilai Reshuffle Kabinet Hanya Akomodasi Kepentingan Orang Dekat Jokowi dan Parpol Koalisi
Pertanyakan Fungsi Wakil Menteri
Lebih lanjut Pangi menilai, posisi wakil menteri dinilai tidak efektif dan tidak mencerminkan efisiensi.
"Mohon maaf, wakil menteri itu untuk apa?"
"Kita selalu bicara efektivitas, efisiensi keuangan negara, tapi ini terkesan dihambur-hamburkan," ungkapnya.