TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jargon Pertanian Maju, Mandiri dan Modern yang digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendapat respon positif dari para petani, akademisi, pelaku usaha untuk berkecimpung memajukan sektor pertanian.
Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya pertanian berbasis smart farming dan integrated farming guna memudahkan petani dalam berbudidaya yang lebih efisien sekaligus mendorong anak muda millenial mau terjun di dunia pertanian.
Syahrul bersama jajarannya di Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong anak-anak muda termasuk kalangan milenial mau bertani. Dia meyakini generasi muda menjadi penentu kemajuan pertanian nasional.
Menurut Mentan, estafet petani selanjutnya berada pada pundak generasi muda. Sebab, mereka mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian.
“Generasi milenial adalah masa depan sektor pertanian. Generasi yang mampu memanfaatkan teknologi untuk pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, dunia dalam genggaman mereka,” paparnya.
Baca juga: Bustanul Arifin: Korporasi Petani Kopi Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Petani Bandung
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mempertegas pendapat Menteri SYL.
Menurutnya, keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian. “Mereka (petani milenial) diharapkan mampu menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian.
Apalagi, sudah banyak petani milenial yang kini telah menjadi pengusaha sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir,” ujarnya.
Mengusung Konsep Integrated Farming, Ade Putra Daulay, Ketua Umum Petani Muda Riau yang lahir di desa Batangsamo Rokan Hulu 33 tahun yang lalu ini berhasil lolos seleksi Young Ambassador Program YESS tahun 2022.
Usai menyelesaikan Pendidikan strata satu di Fakultas Pertanian UIN SUSKA Riau dan Strata dua di Fakultas Pertanian Universitas Riau ia pun memutuskan untuk fokus terjun ke sektor pertanian.
Memulai dengan budidaya kangkung, bayam, sawi, terong, jagung, cabe, labu madu, kacang tanah hingga usaha kuliner dan warung serba ada telah ia lakoni.
Baca juga: Manfaat Dirasakan Petani, Realisasi KUR Hingga 15 Juni 2022 Tembus Rp46,6 T
“Pengalaman di lapangan menjadi guru yang berharga, dari setiap proses yang saya jalani, maka saya menyimpulkan untuk membangun usaha pertanian secara terintegrasi”, kenang Ade.
Melihat nilai ekonomis komoditi cabai, Sebagian besar komoditi yang ia kembangkan adalah cabai, selain jagung dan kacang tanah. Disektor peternakan Ade pun fokus pada kambing.
“Kotoran kambing bisa kita manfaatkan untuk pupuk dasar cabai, jagung dan kacang tanah, jadi kita bisa menekan biaya produksi seefisien mungkin”, tambahnya.