Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo kembali mengatakan, almarhum adalah seorang teladan sekaligus sosok yang peduli terhadap perkembangan PPAD.
“Sebelum wafat, lewat telepon beliau masih menanyakan bagaimana perkembangan PPAD. Lalu menyatakan, program kesejahteraan yang kami gulirkan sebagai kebijakan, sudah benar, dan harus dipercepat pelaksanaannya,” ujar Doni yang mengenakan baju koko warna putih.
Almarhum Jenderal Widjojo juga aktif dalam setiap kegiatan penting PPAD. Antara lain, hadir virtual saat pengukuhan pengurus di Mabes AD tanggal 8 Februari 2022. Juga hadir virtual saat pengurus PPAD melakukan rapat pengurus di Gedung PPAD, Jl. Matraman, Jakarta Pusat.
Sekilas Widjojo Soejono
Jenderal Widjojo Soejono adalah purnawirawan bintang empat paling senior sisa generasi 1945. Sebelumnya ada tiga orang, namun dua orang wafat tahun 2021.
Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, wafat dalam usia 93,5 tahun pada Januari 2021. Menyusul Letjen TNI (Purn) Rais Abin, wafat dalam usia 94,5 tahun pada Maret 2021.
Tahun 2021, Widjojo Soejono menerima Satyalancana Perintis Kemerdekaan dari Presiden Jokowi. Penghargaan itu melengkapi sejumlah penghargaan yang pernah ia terima.
Antara lain - Bintang Gerilya, Yudha Dharma Nararya Pratama, Kartika Eka Paksi Nararya Pratama, Satya Lencana 8, 16, dan 24 Tahun.
Widjojo Soejono dilahirkan di Tulungagung, Jawa Timur pada tanggal 9 Mei 1928 sebagai putera bungsu 15 orang bersaudara dengan Ayah Martodidjojo yang leluhurnya berasal dari Surakarta dan Ibu Roesmirah yang leluhurnya berasal dari Yogyakarta.
Sekolah Dasar ditempuh pada zaman Belanda (HIS). Melanjutkan ke Sekolah Teknik yang zaman Belanda bernama K.E.S., lalu zaman Jepang disebut Kogyo Gakko dan sekarang bernama SMK I Surabaya.
Ia sekelas dengan Soewoto Sukendar yang kelak jadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara dengan pangkat Marsekal TNI dan Widodo Budidarmo yang di kemudian hari jadi Kapolri dengan pangkat Jenderal Polisi.
Sedang Soemitro yang terakhir juga berbintang empat dan menjabat sebagai Wapangab merangkap Pangkopkamtib tapi dari jurusan yang berbeda.
Semangat kemerdekaan yang bergelora, mendorong Widjojo Soejono meninggalkan sekolah pada umur 17 tahun dan mengikuti Latihan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor awal tahun 1945.
Setelah lulus ia ditempatkan di Batalyon 4 Karesidenan Malang.
Setelah pembubaran PETA dua hari menyusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia ikut membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di HBS Straat yang sekarang bernama Jalan Wijaya Kusuma, Surabaya.