Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi soal elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres) terus mengalami kenaikan.
Hasto menilai, terkait hasil survei tersebut merupakan hal yang biasa dalam dinamika politik.
"Naik turun (survei) itu biasa," kata Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).
Menurut Hasto, untuk menjadi seorang pemimpin atau presiden tentu memiliki pertimbangan yang sangat mendalam.
"Itu peristiwa dinamika politik yang biasa. Tetapi pertimbangan untuk menjadi pemimpin itu kan sangat dalam," ujarnya.
Baca juga: Panggung Demokrasi 22 Juni 2022: Ganjar Masuk Bursa Capres NasDem
Hal tersebut, kata dia, terbukti ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih Joko Widodo (Jokowi) menjadi Capres dulu.
"Harus jernih dan itulah yang dilakukan Bu Megawati. Kalo enggak, enggak ada Jokowi," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo raih angka elektabilitas tertinggi di Jawa Timur sebagai calon presiden. Dari 10 nama tokoh calon presiden, Ganjar raih angka 32,3 persen.
Disusul oleh Menhan Prabowo Subianto 15,9 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 12,8 persen.
Survei ini dirilis oleh Riset Poltracking Indonesia, Rabu (22/6/2022).
Baca juga: Survei Poltracking: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tertinggi di Jawa Timur
Arya Budi, Direktur Riset Poltracking Indonesia menyebutkan hasil riset ini sama dengan potret nasional di mana ketiga nama tokoh ini menjajaki tiga teratas sosok calon presiden.
Jika melihat preferensi masyarakat Jawa Timur pada pemilu 2019, Arya mengatakan bukan hal yang mengagetkan kenapa Ganjar raih angka tertinggi.
Hal ini berkaitan dengan elektabilitas PDI Perjuangan yang juga tinggi di Jawa Timur.
"Tentu angka ini tidak mengagetkan jika kita mengaitkan Ganjar dengan suara Jokowi di Jawa Timur, kita cek kembali Jokowi itu di 2019 sekita angka 65 persen, Prabowo sekitar angka 34 persen. Jadi selisihnya hampir dua kali lipat," jelas Budi.
Arya juga menyampaikan alasan kenapa Jawa Timur menarik untuk didudukkan pada kontestasi pilpres 2024, yaitu karena jika menilik pilpres sebelumnya pasangan capres-cawapres yang unggul di Jawa Timur akan memenangi kontestasi pilpres nasional.
Untuk nama tokoh lainnya yang menyusul tiga nama teratas tokoh capres ini adalah Khofifah Indar Parawansa (7,5 persen), Erich Thohir (6,1 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,9 persen), Sandiaga Salahuddin Uno (2,0 persen), Ridwan Kamil (0,9 persen), dan Puan Maharani (0,5 persen).