News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hasil Studi Terbaru ASM: Konservasi Alam di ASEAN Bisa Tumbuhkan Ekonomi 2,19 Triliun Dolar AS

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Manfaat Konservasi Alam. Studi ASM yang dilakukan di seluruh wilayah ASEAN tersebut mengungkapkan bahwa Asia Tenggara memiliki alam dan keanekaragaman hayati yang dapat menarik dana sebesar 2,19 triliun dolar AS ke ekonomi di kawasan ini.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Academy of Sciences Malaysia (ASM) merilis hasil studi terbaru terkait potensi kekayaan alam dan keanekaragaman hayati di wilayah Asia Tenggara, Rabu (22/6/2022).

Studi ASM yang dilakukan di seluruh wilayah ASEAN tersebut mengungkapkan bahwa Asia Tenggara memiliki alam dan keanekaragaman hayati yang dapat menarik dana sebesar 2,19 triliun dolar AS ke ekonomi di kawasan ini.

Laporan ASM tersebut menilai, angka tersebut bahkan bisa lebih besar lagi jika negara-negara di kawasan ini memprioritaskan konservasi dan restorasi.

Laporan ini merupakan laporan terlengkap dari laporan lain sejenis yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan perlindungan alam di kawasan ini saling terkait dan bahwa konservasi bisa menjadi dasar bagi aktivitas ekonomi di kawasan yang menghasilkan kekayaan, lapangan pekerjaan, serta keamanan pangan.

Baca juga: Menteri Keuangan Republik Indonesia Apresiasi Konservasi Gajah Binaan Pertamina Hulu Rokan

Perwakilan ASM, Dr Helen Nair mengatakan, Asia Tenggara memiliki penduduk yang terus bertambah, serta semakin menekan sumber daya alam yang melimpah di kawasan ini.

"Laporan ini mengungkapkan bahwa kawasan ASEAN tidak mesti mengikuti jalur pembangunan yang membahayakan alam; alih-alih, kita dapat membuat perlindungan alam menjadi landasan bagi keberhasilan strategi ekonomi," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu.

Studi ini yang bertajuk, The Nexus of Biodiversity Conservation and Sustainable Socioeconomic Development in Southeast Asia, memberikan argumentasinya bahwa seiring bertambahnya penduduk--serta kebutuhan akan pembangunan--, kawasan ASEAN tidak mesti mengikuti arah dari negara-negara kaya G7 yang menghabiskan modal nasional serta membangun ekonomi mereka.

Alih-alih, pemimpin di kawasan ini harus memperhatikan hasil badan penelitian yang menunjukkan bahwa negara-negara dapat dan harus mencapai pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan pekerjaan melalui strategi yang melindungi alih-alih menghancurkan sumber daya alamnya.

Menurut laporan ini, keanekaragaman hayati yang kaya dan luas di Asia Tenggara, bentangan alam yang utuh, termasuk hutan tropis, hutan bakau, serta ekosistem lainnya, dapat menempatkan kawasan ini menjadi sebuah contoh tentang bagaimana memperoleh dan mengambil nilai dari alam.

Sebagai rumah dari tiga negara dari 17 negara dengan keberagaman terbesar (World’s 17 megadiverse nations) dan hotspot keanekaragaman hayati, yaitu Indonesia, Malaysia, dan FIlipina, Asia Tenggara memiliki kesempatan yang unik untuk melakukan riset, teknologi, dan kolaborasi yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berdasarkan alam.

Dr Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Komite Pengarah Global, Campaign for Nature menjelaskan, laporan ini memberi kejelasan bahwa Asia Tenggara merupakan suatu harta karun yang kaya dengan keanekaragaman hayati yang tidak ada bandingannya di atas bumi ini.

"Jelas bahwa para pemimpin di kawasan ini dapat menggunakan keanekaragaman hayati ini sebagai keunggulan ekonominya. Kawasan ASEAN dapat dan harus menjadi contoh bagi negara-negara lainnya di dunia dalam hal menumbuhkan ekonomi secara berkelanjutan," kata dia.

Studi ini juga menunjukkan studi kasus yang berhasil dilakukan di kawasan ASEAN yang mengungkapkan bagaimana perlindungan alam telah berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi kawasan ini serta memberi nilai tambah bagi masyarakat setempat.

Baca juga: WWF Inggris Mendadak Mundur dari Proyek NFT yang Berfokus pada Konservasi Hewan

Studi ini di antaranya:

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini